Setelah menunggu selama kurang lebih tiga hari, ajudan Hoegeng memberitahu Aditya bahwa ayahnya telah menunggunya di Mabes Polri.
Adit siap secara mental dan ketika tiba di Mabes Polri, Hoegeng bertanya tentang keputusannya untuk masuk ke dunia militer.
Namun, saat itu Hoegeng justru menyarankan agar anaknya tidak masuk polisi. Dia tidak ingin ada "Hoegeng lainnya" di instansi kepolisian. Adit merasa ingin tertawa, tapi juga takut.
Setelah berbincang-bincang, Adit menanyakan surat izin yang diminta beberapa hari sebelumnya. Namun, Hoegeng tidak memberikannya dan meminta Adit pergi. Adit menyadari bahwa pendaftaran Akabri sudah ditutup dua hari sebelumnya.
Hoegeng memantau hingga hari terakhir pendaftaran sebelum memanggil Adit. Adit merasa kecewa dan marah karena cita-citanya untuk masuk Akabri tidak tercapai hanya karena ayahnya tidak memberikan surat izin.
Bahkan dalam kemarahannya, Aditya melukai kuas milik Hoegeng yang digunakan untuk melukis.
Editor : Joko Piroso
Artikel Terkait