JAKARTA, iNewsSragen.id - Mbah Moen adalah sosok yang dihormati dan dihargai dalam konteks keilmuan dan spiritualitas di Indonesia. Namun, saya perlu menjelaskan bahwa apa yang disebutkan tentang makna mendalam dari angka 17, 8, dan 1945 dalam konteks Hari Kemerdekaan Republik Indonesia adalah pandangan atau interpretasi tertentu yang mungkin berasal dari sudut pandang spiritual atau simbolis.
Sebagaimana diketahui, KH Maimoen Zubair merupakan ulama kharismatik asal Sarang, Rembang, Jawa Tengah. Mbah Moen juga dikenal sosok yang memiliki kedalaman ilmu agama dan karomahnya.
Dalam banyak budaya, angka-angka tertentu sering kali memiliki makna atau interpretasi simbolis. Misalnya, angka 7 sering dikaitkan dengan keberuntungan atau spiritualitas, angka 8 di beberapa budaya diasosiasikan dengan keberuntungan atau kekayaan, dan tahun 1945 tentunya merujuk pada tahun Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.
Mbah Moen wafat di Tanah Suci Makkah saat menjalankan ibadah haji pada 6 Agustus 2019. Semasa hidupnya, dawuh Mbah Moen kerap dijadikan pegangan banyak kalangan dan apa yang dikatakannya banyak yang menjadi kenyataan. Dilansir dari akun @ulama.nusantara, dalam suatu kesempatan, Mbah Moen menjelaskan bahwa 17 Agustus itu angka yang keramat, sebab Nabi Muhammad SAW tidak bisa membuang angka 17.
Nuzulul qur'an tanggal 17 Ramadhan tapi bertepatan Agustus tanggal 8. Jadi kalau bangsa Indonesia di balik, 17 Agustus 8 Ramadhan proklamasi, Nabi diangkat jadi rasul 17 Ramadhan 8 Agustus. Sampai pindahnya Nur Muhammad dari Sayyid Abdullah ke rahim Sayyidah Aminah juga bulan Agustus.
Di lain kesempatan, Mbah Moen juga mengungkapkan bahwa angka 17 merupakan jumlah angka rakaat sholat sehari semalam dan juga angka rukun shalat.
Angka 8 merupakan angka sujud yakni, jidat, kedua telapak tangan, kedua lutut dan kedua kaki, yang ke 8 ingat sama allah. Angka 45 bahwa orang islam harus membaca syahadat empat kali dan lima kali dalam sehari semalam, malam 4 kali yakni dalam shalat maghrib dan isya', siang lima kali yakni dalam shalat shubuh, dzuhur & ashar. Terakhir Mbah Moen berkata semua angka itu menunjukkan bahwa negara islam itu tidak ada, yang ada adalah negara mayoritas islam, yakni Indonesia.
Editor : Joko Piroso
Artikel Terkait