Tulus menjelaskan bahwa saat karnaval, dia dan rekan relawan lainnya berada di barisan paling depan. Setelah mendapatkan panggilan darurat, mereka segera membubarkan diri dari karnaval dan Tulus berlari sekitar 500 meter untuk mengambil mobil ambulans. Meskipun dia mengenakan kebaya dan sanggul untuk karnaval, Tulus menyatakan bahwa tidak ada alasan khusus di balik pilihannya ini. Dia hanya ingin meramaikan perayaan kemerdekaan RI dengan penampilannya yang unik.
Tulus Dicky Andreyanto menjadi contoh inspiratif bagaimana seseorang dapat dengan sigap dan penuh semangat merespons situasi darurat, meskipun sedang berada dalam konteks perayaan dan karnaval. Penampilannya yang unik dengan mengenakan kebaya dan sanggul juga menunjukkan semangat untuk menghormati perayaan kemerdekaan dan menunjukkan dedikasinya sebagai relawan ambulans.
Tulus juga tidak pernah mengantisipasi bahwa tindakannya akan menjadi viral di media sosial. Dia menceritakan, "Awalnya saya hanya mengirimkan tangkapan layar itu kepada satu orang, dan kemudian orang tersebut membuat story di WhatsApp (WA). Akhirnya, cerita tersebut menyebar luas hingga saat ini. Saya tidak memiliki niat untuk menciptakan konten yang viral." Tulus mengakhiri dengan menyatakan bahwa peristiwa tersebut adalah hasil dari alur kejadian yang tidak disengaja.
Gambar tangkapan layar yang menampilkan seorang sopir ambulans yang masih mengenakan kebaya saat mengikuti karnaval tiba-tiba menerima panggilan darurat mengenai kejadian darurat di Kabupaten Sragen, telah menjadi simbol dari semangat dan tanggung jawab Tulus dalam memberikan pertolongan medis kepada yang membutuhkan, meskipun ia tengah berpartisipasi dalam acara perayaan.
Editor : Joko Piroso
Artikel Terkait