SRAGEN, iNewsSragen.id - Sekelompok masyarakat dari Desa Sukowidi, Kecamatan Kartoharjo, Kabupaten Magetan, Jawa Timur, melakukan studi banding pelatihan kerja dan peningkatan keterampilan di Desa Wisata Batik Kliwonan, Kecamatan Masaran, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah, Sabtu, (7/9/2023).
Puluhan masyarakat tersebut melakukan perjalanan dari Kabupaten Magetan dengan tujuan utama untuk memahami proses produksi batik, belajar cara membuat batik, dan memahami strategi pemasaran batik secara langsung dari pusat produksinya. Mereka berharap dapat menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang mereka dapatkan di wilayah mereka sendiri.
Kepala Desa Sukowidi (Kades Sukowidi), Tarmuji, menjelaskan bahwa kunjungan ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas dan pelatihan dalam memproduksi batik cap, yang sudah terkenal di wilayah Solo dan sekitarnya. Meskipun desa mereka memiliki batik Sukowijoyo, mereka belum memiliki produksi batik cap. Sebelumnya, mereka telah menerima bantuan sekitar 75 juta rupiah dari kementerian untuk kegiatan batik cap, namun lokasi produksi batik mereka hanya satu dan belum meluas.
Tarmuji menyampaikan rencananya untuk membentuk 3 hingga 4 RT (Rukun Tetangga) di desanya untuk segera memproduksi batik dengan pengetahuan dan pengalaman yang mereka peroleh dari Desa Kliwonan di Sragen. Mereka berharap dapat mengembangkan produksi batik di wilayah mereka, yang bersebelahan dengan Kabupaten Ngawi dan Madiun. Hal ini diharapkan dapat membantu memajukan desa mereka melalui usaha batik.
Kantor Desa Wisata batik Kliwonan, Kecamatan Masaran, Sragen.Foto:iNews/JokoP
Kepala Desa Kliwonan, Aswanda, menunjukkan kesediaannya untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman terkait batik dengan desa-desa lain yang ingin melakukan kunjungan kerja atau studi banding di Desa Kliwonan. Ia menyatakan bahwa Desa Kliwonan memiliki banyak pengrajin batik yang sudah terkenal dan memiliki dukungan dari bupati sebagai desa wisata batik. Dengan demikian, ia berharap bahwa produksi batik di daerah lain juga dapat meningkat seperti di Kliwonan.
Aswanda juga mencatat bahwa di Desa Kliwonan terdapat 27 pengrajin batik yang aktif. Semoga pengalaman belajar di Desa Kliwonan dapat diterapkan dan dikembangkan di desa-desa lain sehingga bisa membantu mengembangkan industri batik di berbagai wilayah. Ini adalah contoh kerja sama antar desa yang saling mendukung untuk pengembangan industri lokal.
Editor : Joko Piroso
Artikel Terkait