Seperti disampaikan oleh Edwi Puyono, reporter senior Radio Republik Indonesia (RRI), bahwa saat ini dalam menjangkau para pendengarnya sudah memanfaatkan platform teknologi digital dalam semua siarannya, baik berita dan musik.
"Kami punya beberapa program siaran. Untuk siaran nasional ada lima program, sedangkan untuk siaran daerah, atau lokal ada tiga. Contohnya seperti Pro2, Pro1, dan Pro3. Pro itu singkatan dari Programa," terang Edwi yang sudah 23 tahun lebih bergabung di RRI.
Sebagai seorang jurnalis dalam bentuk siaran suara, ia membagikan tips tentang kunci sukses seorang reporter, yaitu harus bisa memposisikan diri sebagai pihak netral, atau membawa suara dari masyarakat.
"Meskipun umur RRI sudah tua, namun selalu mengikuti perkembangan zaman. Kami juga punya online web atau pemberitaan dalam bentuk tulisan. Untuk siaran dialog, saat ini tidak lagi mengharuskan bertemu dengan narasumber di studio, tapi bisa melalui platform Zoom Meeting. Ini lah salah satu digitalisasi dari RRI," imbuhnya.
Wartawan senior lainnya, Bagus Atas Adji juga turut menularkan ilmu dan menceritakan pengalamannya dari ikut media cetak hingga sekarang beralih menjadi media online.
"Dulu sebelum tulisan kita naik cetak ada cek dan ricek untuk mengantisipasi adanya kesalahan. Sekarang di era digital hal semacam itu jarang. Apalagi saat ini bermunculan media-media online baru yang terkadang mengabaikan kaidah. Artinya dunia jurnalistik sedang tidak baik-baik saja," sebutnya.
Editor : Joko Piroso
Artikel Terkait