Disisi lain, lanjut Masduki, masyarakat ilmiah saat ini sedang gelisah karena maraknya penggunaan AI dalam pembuatan dan penyusunan laporan ilmiah atau bahkan penggunaannya dalam analisis dan peninjauan karya ilmiah.
"Untuk memanfaatkan AI dan teknologi berbantuan AI secara optimal, perlu dipahami secara mendalam bagaimana AI dikembangkan dan bagaimana AI dapat dan tidak boleh digunakan. Karena produk ini sekarang banyak digunakan di banyak bidang, aplikasinya yang tepat juga harus dirumuskan," tegasnya.
Sementara, dalam pembukaan kegiatan yang telah memasuki tahun ke-10 ini ada tiga narasumber yang dihadirkan, pertama Prof. Dr. Eng. Wisnu Jatmiko, S.T., M.Kom. dari Universitas Indonesia (UI), menyampaikan perkembangan kecerdasan buatan (AI) "The development of Artificial Intelligent, and Its Applications".
Narasumber kedua adalah Dr. Ir. Bambang Riyanta, S.T., M.T. dari Universitas Siber Muhammadiyah (USM) Yogyakarta, memaparkan pemanfaatan AI "The optimal Use of Artificial Intelligent in Education, Research and Publication”.
Dan terakhir atau ketiga adalah Dr. Satria Abadi dari Sultan Idris Education University, Malaysia, yang menerangkan disrupsi dari AI "The Disruption of Artificial Intelligent in The Development of Science and Technology”.
Editor : Joko Piroso
Artikel Terkait