GROBOGAN, iNewsSragen.id – Ratusan kepala keluarga di Desa Sukorejo, Kecamatan Tegowanu, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, masih bertahan di rumah masing-masing meski ketinggian banjir terus bertambah. Banjir yang disebabkan oleh jebolnya tanggul Sungai Kliteh ini kini merendam wilayah permukiman dengan kedalaman mencapai 60 hingga 150 sentimeter.
Warga memilih bertahan karena khawatir akan keselamatan ternak dan harta benda mereka. Ribuan ekor bebek dan kambing telah dievakuasi ke atas tanggul untuk menghindari banjir. Namun, sejumlah hewan ternak dilaporkan hanyut terbawa arus air.
"Sedih rasanya, bebek saya banyak yang hanyut. Sekarang saya buat kandang darurat di atas tanggul untuk yang tersisa," ungkap Jafar, salah satu warga terdampak banjir.
Selain merendam ratusan rumah, banjir juga menggenangi ratusan hektare lahan persawahan di dua kecamatan, yakni Tegowanu dan Gubug. Dari pantauan udara, rumah-rumah dan hamparan sawah terlihat terendam banjir. Para petani pun hanya bisa pasrah, karena tanaman padi yang baru berusia 1–2 minggu dipastikan gagal panen.
Meski debit air Sungai Kliteh mulai surut, ketinggian banjir di Desa Sukorejo justru terus bertambah akibat limpasan air dari area persawahan. Kondisi ini memaksa warga memindahkan dapur umum ke lokasi yang lebih aman, setelah dapur darurat pertama ikut terendam banjir.
Saat ini, tanggul Sungai Kliteh yang jebol masih menganga sepanjang delapan meter. Warga waswas jika hujan deras kembali turun di wilayah hulu seperti Salatiga dan sekitarnya, maka banjir susulan bisa kembali melanda desa mereka.
Editor : Joko Piroso
