Bambang juga mengungkapkan bahwa saat ini pengembangan PIK 3 tengah disiapkan dengan konsep kota terpadu futuristik yang berorientasi pada pembangunan jangka panjang dan berkelanjutan.
“PIK adalah bukti bahwa jika infrastruktur dibangun dengan visi jangka panjang, maka kawasan akan tumbuh secara berkelanjutan. Ini bukan sekadar proyek, tapi motor pertumbuhan ekonomi,” tegasnya.
Backlog Perumahan Jadi Peluang Investasi PropertiLebih lanjut, Bambang menyoroti tingginya kebutuhan perumahan nasional, dengan backlog perumahan mencapai lebih dari 15 juta unit berdasarkan data BPS 2024. Kebutuhan hunian bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) dan menengah bawah (MBT) masih sangat tinggi.
“Tantangan kita saat ini adalah keterbatasan subsidi perumahan. Dari target 3 juta unit per tahun, hanya sekitar 420 ribu yang dapat direalisasikan. Tapi ini juga peluang besar bagi investor,” imbuhnya.
Bambang mengajak masyarakat dan investor untuk memanfaatkan momen saat ini, di mana pasar masih dalam tahap pemulihan dan banyak properti ditawarkan di bawah harga pasar.
“Properti bukan hanya soal harga hari ini, tapi soal nilai di masa depan. Dan PIK sudah menjadi bukti konkret dari hal tersebut,” pungkasnya.
Editor : Joko Piroso
Artikel Terkait