Pantai Indah Kapuk Kembali Jadi Magnet Investasi Properti Nasional

Joko Piroso
Kawasan Pantai Indah Kapuk (PIK) kembali mencuri perhatian sebagai pusat pertumbuhan ekonomi dan properti nasional di tahun 2025.Foto:Ilustrasi

JAKARTA, iNewsSragen.id  – Kawasan Pantai Indah Kapuk (PIK) kembali mencuri perhatian sebagai pusat pertumbuhan ekonomi dan properti nasional di tahun 2025. Keunggulan infrastruktur serta konektivitas yang luar biasa menjadikan PIK sebagai kawasan primadona, bahkan di tengah ketidakpastian ekonomi global.

Wakil Ketua Umum DPP Real Estate Indonesia (REI), Bambang Ekajaya, menilai bahwa keberadaan dua akses tol langsung menuju PIK  dari Tol Dalam Kota dan Jakarta Outer Ring Road (JORR)  menjadi nilai tambah besar yang tidak dimiliki oleh kawasan lainnya.

“Dengan adanya dua akses tol langsung menuju PIK, baik dari arah tol dalam kota maupun JORR, mobilitas penghuni dan pengunjung sangat dimudahkan. Ini menjadikan PIK unggul dibandingkan proyek properti lainnya,” ujar Bambang, Sabtu (31/5/2025).

Menurut Bambang, konektivitas yang baik tak hanya mempermudah akses, tapi juga mempercepat pertumbuhan kawasan secara menyeluruh. Saat ini, PIK menjadi rumah bagi ribuan pelaku usaha  mulai dari UMKM lokal hingga brand internasional.

“Puluhan ribu pelaku usaha telah membuka bisnisnya di PIK. Ini menciptakan efek berganda — mulai dari penyerapan tenaga kerja, pertumbuhan ekonomi lokal, hingga kontribusi terhadap perekonomian nasional,” jelasnya.

Bambang juga mengungkapkan bahwa saat ini pengembangan PIK 3 tengah disiapkan dengan konsep kota terpadu futuristik yang berorientasi pada pembangunan jangka panjang dan berkelanjutan.

“PIK adalah bukti bahwa jika infrastruktur dibangun dengan visi jangka panjang, maka kawasan akan tumbuh secara berkelanjutan. Ini bukan sekadar proyek, tapi motor pertumbuhan ekonomi,” tegasnya.

Backlog Perumahan Jadi Peluang Investasi PropertiLebih lanjut, Bambang menyoroti tingginya kebutuhan perumahan nasional, dengan backlog perumahan mencapai lebih dari 15 juta unit berdasarkan data BPS 2024. Kebutuhan hunian bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) dan menengah bawah (MBT) masih sangat tinggi.

“Tantangan kita saat ini adalah keterbatasan subsidi perumahan. Dari target 3 juta unit per tahun, hanya sekitar 420 ribu yang dapat direalisasikan. Tapi ini juga peluang besar bagi investor,” imbuhnya.

Bambang mengajak masyarakat dan investor untuk memanfaatkan momen saat ini, di mana pasar masih dalam tahap pemulihan dan banyak properti ditawarkan di bawah harga pasar.

“Properti bukan hanya soal harga hari ini, tapi soal nilai di masa depan. Dan PIK sudah menjadi bukti konkret dari hal tersebut,” pungkasnya.

Editor : Joko Piroso

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network