H.Helly Mundarto, warga asal Lamongan, Jawa Timur, pengunjung di kompleks makam Pangeran Samudra, Gunung Kemukus, Sragen.Foto:iNews/Joko P
Prosesi larap selambu bukan hanya sekadar tradisi adat, tapi juga menjadi sarana mempererat nilai spiritual dan religi masyarakat. H.Helly berharap ke depan, Pemerintah Kabupaten Sragen bisa lebih mengembangkan potensi wisata Gunung Kemukus agar semakin mendunia.
"Tradisi ini kalau bisa dipertahankan dan diperbesar. Wisata Gunung Kemukus sangat potensial, bisa jadi ikon religi Sragen bahkan internasional. Akses, fasilitas, dan promosi perlu ditingkatkan," harapnya.
Sementara itu, prosesi larap selambu berlangsung khidmat. Setelah kain penutup makam dicuci, air sisa pencucian dibagikan kepada warga. Mereka membawa botol, gayung, bahkan ember untuk menampung air yang dipercaya memiliki tuah.
Tradisi ini juga menggerakkan ekonomi lokal. Deretan pedagang UMKM ikut ambil bagian, menjajakan makanan khas, suvenir religi, serta herbal tradisional yang dipercaya meningkatkan kesehatan dan keberkahan.
Gunung Kemukus kini semakin dikenal bukan hanya karena sejarah spiritual Pangeran Samudra, namun juga karena perbaikan citra dan pengelolaan kawasan wisata oleh pemerintah daerah. Harapannya, tradisi warisan budaya ini dapat terus dilestarikan dan membawa manfaat luas bagi masyarakat.
Editor : Joko Piroso
Artikel Terkait