Saat ini, sampel makanan telah dibawa ke Laboratorium Kesehatan untuk diperiksa. Arifudin mengklaim dapur SPPG selalu menerapkan standar higienitas tinggi sejak mulai beroperasi pada Februari 2025. “Ahli gizi memantau 24 jam. Proses dimulai pukul 14.00 WIB untuk penerimaan bahan baku, bahan kering disimpan di gudang, bahan basah dipisahkan, lalu mulai memasak pukul 23.00 WIB. Setelah matang, makanan didinginkan dulu, kemudian mulai distribusi pukul 07.00 WIB,” terangnya.
Ia menegaskan bahwa evaluasi menyeluruh sudah dilakukan sambil menunggu hasil laboratorium. “Jika hasilnya keluar dan diketahui penyebabnya, kami akan memastikan kejadian ini tidak terulang lagi,” pungkasnya.
Kasus dugaan keracunan massal MBG ini mendapat perhatian luas masyarakat Sragen. Pemerintah daerah dan pihak terkait kini fokus mengusut penyebabnya, sekaligus mengevaluasi pelaksanaan program agar keamanan pangan bagi siswa terjamin.
Editor : Joko Piroso
Artikel Terkait