MADIUN, iNewsSragen.id - Sebuah keluarga warga miskin di kota Madiun terpaksa menjalani hidup dari satu kontrakan ke kontrakan lain selama berbulan bulan demi mendapatkan jatah rumah susun sederhana sewa ( Rusunawa ) milik Pemkot.
Kondisi tersebut diungkap oleh Ketua Serikat Buruh Madiun Raya (SBMR), Aris Budiono, ketika mendampingi Nur Liken Santoso ( 45 ), warga RT 08 RW 03 Kelurahan Pangongangan kecamatan Maguharjo, saat melakukan audiensi dengan Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Perkim) Kota Madiun, Rabu (22/10/2025).
Nur Liken adalah kepala keluarga yang tercatat dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) sebagai keluarga Desil 1, dan sudah mendapat bantuan pengajuan hunian di rumah susun (Rusun) dari pemerintah setempat dengan nomer urut 25.
Dalam audensi tersebut Aris Budiono, meminta agar dinas Perkim untuk segera merelokasi Nur Liken dan keluarganya dari kontrakan yang tidak layak huni agar bisa tinggal di Rusunawa.
"Audiensi ini kami meminta pihak Perkim segera merelokasi Nur Liken dan keluarganya yang saat ini tinggal di kontrakan tidak layak huni. Jadi kami minta kalau bisa segera dipindahkan ke rusunawa," kata Aris usai audensi dengan menjelaskan kondisi keluarga Nur Liken beserta empat orang anaknya.
"Karena saat ini Nur Liken dan keluarganya diusir oleh ketua RT setempat untuk meninggalkan kontrakannya dengan mengatasnamakan warga, anak-anaknya pun kini sering dibully di lingkungan setelah beritanya viral," imbuhnya.
Aris menegaskan SBMR akan terus mengawal kasus ini agar keluarga Liken segera mendapatkan kepastian tempat tinggal, serta solusi terdekat yang harus ditempuh.
“Kalau dalam waktu dekat tidak ada solusi, kami akan galang donasi dan datangi Dinsos maupun Wali Kota,” kata Aris Budiono.
Sementara itu, Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Perkim) Kota Madiun, Jemakir, menyebut pemerintah tidak tinggal diam. Mewakili Pemkot dirinya akan mencari solusi terbaik.
Jemakir memastikan, koordinasi lintas instansi akan terus dilakukan agar setiap warga miskin mendapat haknya atas hunian layak.
“Kami tidak akan menutup mata. Semua data sedang kami evaluasi, terutama yang masuk kategori Desil rendah. Prinsipnya, tidak boleh ada warga Kota Madiun yang terlantar,” jelas Jemakir.
“Saat ini kami memiliki tiga rusun dengan total 174 unit, sedangkan ada lebih dari 800 kepala keluarga yang membutuhkan tempat tinggal. Jadi memang tidak semua bisa langsung tertampung,” ujarnya.
Ditempat yang sama, Camat Manguharjo Kota Madiun, Lita Febriana Hapsari, yang turut hadir dalam audiensi menjelaskan, telah melakukan koordinasi dengan beberapa pihak, termasuk Dinas Sosial. Ia juga menawarkan beberapa solusi sementara bagi keluarga Liken.
“Kami sudah berkoordinasi dengan Dinas Sosial. Salah satu alternatif yang kami tawarkan adalah menyediakan hunian sementara di Panti Rehabilitasi Sosial Bina Karya (PRSBK), atau membantu memfasilitasi kontrakan sementara sembari menunggu proses antrian di Rusunawa,” terangnya
Langkah itu menurut Lita menjadi bentuk kepedulian pemerintah agar tidak ada warga di wilayahnya yang terabaikan dalam antrian memperoleh rusunawa.
Sebagai warga kota Madiun Nur Liken berhatap agar secepatnya mendapat kesempatan tinggal di rusunawa karena sudah tidak lagi memiliki runah karena sudah dijual.
"Sekarang memang sudah masuk antrean rusun urutan ke-25, tapi belum tahu kapan bisa pindah,” kata Liken dalam konfirmasinya.
Editor : Joko Piroso
Artikel Terkait
