SRAGEN, iNewsSragen.id – Paguyuban Dalang Padmonobo Sragen menggelar rangkaian acara budaya dalam rangka memperingati hari wayang dunia di Rumah Londo, Gondang, Sragen, Jawa Tengah, Sabtu (22/11/2025). Acara ini menghadirkan 20 dalang muda yang tampil bergantian sebagai upaya kaderisasi dan pelestarian seni pedalangan di Kabupaten Sragen.
Ketua panitia pagelaran, Agung Budi Santoso, menjelaskan bahwa kegiatan ini digelar untuk merawat budaya guri-nguri dan ngurup-ngurup sekaligus mendorong para seniman lokal terus berkarya. Selain menghadirkan 20 dalang, pagelaran ini juga diperkuat oleh 16 penabuh gamelan. “Di Kecamatan Gondang banyak dalang remaja yang potensial. Harapannya kegiatan ini dapat memupuk generasi penerus seni pedalangan dan menjaga kelestariannya di Sragen,” ujarnya.
Pagelaran tahun ini menjadi istimewa karena menampilkan lakon sejarah lokal yang mengangkat kisah perjuangan tokoh perempuan Sragen, Soemeni, yang dikenal sebagai telik sandi pada masa revolusi kemerdekaan. Selain Soemein, lakon juga menghadirkan tokoh-tokoh revolusi lainnya, seperti Kopral Zainal, Tentara Rekening Sinder, dan Mayor Hartadi.
Kabid Pembinaan Kebudayaan Disdikbud Sragen, Johny Adhi Aryawan, menyebut pagelaran ini tidak hanya menjadi wadah apresiasi seni, tetapi juga ruang ekspresi bagi generasi muda. Ia menekankan pentingnya upaya mengontekstualisasikan wayang dengan sejarah lokal agar semakin relevan. “Tahun ini berbeda karena kami mencoba mengaktualisasikan sejarah Sragen ke dalam lakon wayang,” ujarnya.
Salah satu dalang muda, Hartono, dipercaya membawakan lakon khusus tersebut. Ia bahkan menyiapkan wayang karakter baru yang menggambarkan sosok-sosok pejuang Sragen. Menurut Johny, langkah ini merupakan terobosan penting bagi dunia pedalangan karena menghadirkan bentuk penyajian yang tetap klasik namun sarat pesan perjuangan.
“Kami ingin menampilkan nilai perjuangan Soemeni, terutama peran perempuan dan guru pada masa revolusi kemerdekaan,” lanjutnya. Diketahui, tokoh Soemein juga pernah mengabdi sebagai guru di SD Negeri 2 Sragen pasca-perjuangannya pada 1947.
Editor : Joko Piroso
Artikel Terkait
