"Kalau harga minyak diatas 100 dolar per barel, kemudian dengan asumsi rupiah kita Rp14.500 per dolar, kuota kita dari 23 juta kilo liter menjadi 29 juta kilo liter, maka akan terjadi penambahan subsidi, hitungan kami bisa sampai Rp. 600 triliun," ujar Bahlil.
Menurut Bahlil kalau belanja negara untuk BBM naik hingga Rp. 600 triliun, maka hampir 25 persen dari pendapatan negara hanya untuk membeli bensin.
"Jadi rakyat harus siap-siap jika harga BBM bakal naik dalam waktu dekat," ungkap Bahlil.
Dia menjelaskan, kalau pemerintah terus menetapkan harga BBM yang sama seperti saat ini dalam arti tidak menaikan harga BBM, maka APBN bakal terus membengkak hanya untuk mensubsidi BBM.
Disatu sisi banyak proyek pemerintah yang saat ini tengah dikerjakan yang menggunakan APBN dan ditargetkan selesai rampung pada tahun 2024, seperti pembanguan IKN Nusantara dan proyek infrastruktur lainnya.
Editor : Joko Piroso