Sementara itu, Bupati Sragen, Kusdinar Yuni Sukowati mengakui, penganggaran seragam gratis ini memang didasari dari aspirasi wakil rakyat.
Aspirasi untuk membantu warga miskin itu sangat didukung mengingat beban warga yang semakin berat, apalagi setelah melewati masa pandemi. "Anak adalah aset, jangan sampai putus sekolah.
Bantuan yang kami berikan berwujud seragam jadi, sehingga tidak perlu mengeluarkan biaya menjahit. Memang saat ini masih ada angka putus sekolah di beberapa titik di Sragen. Namun kami berupaya terus menekan," tandasnya.
Yuni menegaskan, selain bantuan seragam sekolah, pemkab juga banyak program lain dalam rangka membantu siswa sekolah. Jika nanti lulus SMP dan akan melanjutkan sekolah SMA, warga bisa mengajukan bantuan lagi lewat program Kartu Indonesia Pintar (KIP).
Kalau ingin lanjut sampai kuliah, pemkab juga ada program beasiswa kuliah. "Sudah ada ratusan warga Sragen yang kami biayai sampai lulus kuliah.
Syaratnya adalah kuliah di Universitas Negeri dengan IP di atas 3," katanya.
Editor : Joko Piroso