Mendengar perkataan raja, bupati teringat bahwa sang bupati memiliki sepasang kerbau bule dan kemudian mempersembahkan kepada Raja.
Setelah perang usai Raja Surakarta ini pun membawa sepasang kerbau bule ke Keraton Kartasura. Selama bertahun-tahun dan turun-temurun, kerbau bule menjadi penjaga pusaka Kiai Slamet.
Nama Kiai Slamet yang sebenarnya merupakan nama pusaka yang konon berupa tombak dan uniknya nama Kyai Slamet tadi melekat pada kerbau bule.
Menurut Srati Mahesa yang juga abdi dalem Karaton Surakarta yakni KRAT Ahmadi Hadinagoro mengatakan, selama menjadi Srati Kerbau turun Kiai Slamet, dia memiliki pengalaman unik karena ada kebiasaan setiap malam jumat Pahing kerbau bule ini biasa dikirapkan di alun alun Pengging.
Editor : Joko Piroso