Setelah kejadian tersebut, proses evakuasi jasad Giyanto dilakukan dengan sangat hati-hati. Kepala Giyanto mengalami cedera yang serius dan bahkan pecah akibat tarikan kuat alat bor. Oleh karena itu, petugas evakuasi harus menutup kepala korban dengan menggunakan sebuah karung untuk mengamankan kondisinya.
Lima rekannya yang bekerja bersama Giyanto baru menyadari kejadian ini ketika hendak memeriksa kondisi lubang sumur bor. Mereka menemukan Giyanto dalam kondisi sudah meninggal, terjepit di tengah alat penyokong, dengan tubuhnya merunduk.
Kapolsek Toroh, Ajun Komisaris Polisi Saptono, menjelaskan bahwa kecelakaan ini diduga disebabkan oleh kurangnya kewaspadaan saat membuang tanah yang dikeluarkan oleh mata bor. Rambut Giyanto tersangkut dan terlilit pada mata bor yang berputar dengan sangat kuat, sehingga Giyanto tidak dapat melawan tarikan tersebut.
Editor : Joko Piroso