GROBOGAN, iNewsSragen.id - Kisah Mbah Sayem adalah contoh yang mengharukan tentang ketahanan dan semangat seseorang yang harus berjuang melawan segala rintangan dalam hidupnya.
Mbah Sayem, seorang nenek berusia 83 tahun warga Desa Gabus, Kecamatan Gabus, Grobogan, Jawa Tengah, ini harus hidup sebatang kara selama puluhan tahun berjuang melawan penyakit dan keterbatasan fisiknya.
Ia menjadi lumpuh setelah mengalami kecelakaan di Semarang, Jawa Tengah, yang menyebabkan cacat pada kakinya. Suami dan anak angkatnya pergi selama-lamanya, meninggalkan Mbah Sayem untuk menghadapi hidup tanpa keluarga atau saudara.
Kehidupan Mbah Sayem sangat sulit. Ia harus bergantung pada bantuan dan belas kasihan tetangga dan warga desa yang merasa iba dengan kondisinya. Mereka datang setiap hari untuk membantu dan merawat Mbah Sayem, termasuk memandikannya, menanak nasi, dan memberikan perawatan yang sangat diperlukan.
Mbah Sayem telah menjual semua harta bendanya, termasuk ternak dan tabungan, untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, terutama makanan. Ia tidak lagi menerima bantuan sosial dari pemerintah, sehingga Mbah Sayem benar-benar bergantung pada kebaikan hati orang-orang di sekitarnya.
Tetangga seperti Suparmin sangat berperan penting dalam kehidupan sehari-hari Mbah Sayem. Ia datang setiap pagi dan sore untuk merawat Mbah Sayem, bahkan ketika ia juga harus mengurus keluarganya. Mbah Sayem telah mengalami penurunan fisik yang signifikan dalam beberapa bulan terakhir, yang membuat kondisinya semakin memburuk.
Nyaman, ketua R-T di Desa Gabus, mengajak warga untuk bersama-sama membantu Mbah Sayem secara ikhlas. Ini adalah contoh kebaikan dan kepedulian komunitas dalam menghadapi situasi sulit. Semoga Mbah Sayem tetap mendapatkan dukungan dan perawatan yang dibutuhkannya dalam perjuangan hidupnya yang sulit.
Editor : Joko Piroso