GROBOGAN, iNewsSragen.id - Sebagian warga pinggir hutan di Desa Sumberjatipohon, Kecamatan Grobogan, Grobogan, Jawa Tengah, memasuki hutan untuk berburu ulat jati setiap memasuki musim penghujan. Ulat-ulat tersebut kemudian dijual dan ditawarkan kepada pembeli yang melintasi hutan. Ulat jati yang baru didapat itu langsung ludes diserbu pembeli.
Tradisi berburu ulat jati ini muncul setiap tahun menjelang musim penghujan. Dengan membawa keranjang dan toples, warga menyisir tanah serta tumpukan daun jati yang sudah mengering dan tertimbun tanah untuk mencari enthung atau kepompong ulat jati. Satu persatu daun kering dikupas, dan kepompong ulat jati yang terbungkus akan terlihat.
Tradisi berburu ulat jati ini selalu muncul di Grobogan, Jawa Tengah, setiap tahun sekali menjelang musim penghujan. Dalam sehari, warga bisa memperoleh sebanyak tujuh hingga sepuluh gelas berukuran kecil. Kepompong yang sudah ditakar seukuran cangkir ini kemudian dimasukkan ke dalam plastik untuk dijual. Harga satu cangkir atau bungkus plastik dijual seharga lima belas ribu rupiah.
Editor : Joko Piroso