Libatkan Gugus Tugas, Bawaslu Sukoharjo Tingkatkan Pengawasan Siber Pemilu 2024

Narasumber pertemuan, Ervina Tri S, anggota Bidang Pengembangan SDM Komite OPSDM Mafindo dalam paparannya menyampaikan, disinformasi video saat ini sudah membanjiri ekosistem periksa fakta Indonesia.
"Hampir 50 konten video disinformasi perharinya dengan lebih dari 1 miliar penayangan sejak 2022 dari 90 saluran. Penyebarannya melalui grup-grup sosial media. Narasi konten-konten menyesatkan itu secara umum judulnya menarik secara emosional," papar Ervina.
Disisi lain, ia mengungkapkan kemampuan penelusuran periksa fakta Indonesia masih belum sepenuhnya seperti yang diharapkan. Kapasitasnya kurang dari 20 hoaks/hari.
"Video pengecekan fakta membutuhkan banyak sumber daya dan sulit untuk menciptakan dampak," ujar Ervina.
Salah satu upaya memaksimalkan pengawasan untuk dapat diambil tindakan meminimalisir dampak konten hoaks, ujaran kebencian, dan SARA, ia menyampaikan dua cara, yaitu Prebunking dan Debumking.
"Prebunking artinya mencegah dengan pengayaan narasi pengetahuan seputar pemilu. Debunking artinya memverifikasi dengan cara menghadirkan fakta untuk meluruskan disinformasi," imbuhnya.
Editor : Joko Piroso