SUKOHARJO,iNewsSragen.id - Kericuhan terjadi dalam rapat supervisi internal DPC PDIP Sukoharjo di Kantor PAC PDIP Kecamatan Weru yang dihadiri ketua ranting, pengurus anak ranting se Kecamatan Weru, pada Rabu (6/3/2024) malam.
Peserta rapat nyaris ngamuk lantaran Joko Sutopo atau Jekek, Bupati Wonogiri yang mewakili Ketua DPC PDIP Sukoharjo dinilai 'mbulet' atau berputar -putar dalam memberi penjelasan terkait isu bahwa salah satu caleg dapil 2 Sukoharjo (Weru, Bulu, dan Tawangsari) Aristya Tiwi Pramudiyatna tidak akan dilantik.
Sebelum terjadi kericuhan akibat banyaknya pendukung Aristya Tiwi yang kesal dan marah, rapat yang juga dihadiri beberapa pengurus DPC PDIP Sukoharjo diantaranya Nurjayanto selaku Sekretaris, berjalan lancar di sesi pembukaan.
Namun saat masuk pada sesi penyampaian aspirasi, Ketua Ranting PDIP Desa Karangtengah Didik Rudiyanto yang paling awal bersuara menyampaikan bahwa Aristya Tiwi yang didukungnya bersama seluruh kader dan simpatisan mendapat 5.330 suara, berdasarkan putusan pleno KPU Kabupaten Sukoharjo di peringkat 4.
Dengan kata lain, jika PDIP di dapil 2 Sukoharjo diatas kertas dipastikan mendapat empat kursi dari 7 kursi yang diperebutkan, maka Aristya Tiwi yang lolos menjadi anggota DPRD Kabupaten Sukoharjo.
Namun ada isu, bahwa caleg tersebut yang secara peringkat perolehan suara caleg dan aturan KPU, bisa ditetapkan sebagai anggota DPRD Kabupaten Sukoharjo, tidak akan dilantik. Ada dugaan akan diganti caleg lainnya.
"Kami hanya ingin mempertanyakan apakah dengan fakta itu Aristya Tiwi dilantik atau tidak. Kalau tidak dilantik, ini benar-benar menyakiti kami tidak hanya kader tetapi warga Weru," kata Didik.
Ia juga mengungkapkan, jika melihat sistem komandante yang diterapkan DPC PDIP Sukoharjo dalam Pileg Pemilu 2024 lalu, perolehan suara Tiwi di daerah binaan dan prosentasenya sudah masuk.
Hal yang sama juga diungkapkan oleh Sadono, pengurus ranting PAC Weru lainnya. Ia mengaku, kader yang ada di bawah sudah bekerja maksimal agar dari dapil 2, khususnya Weru ada dua anggota DPRD dari PDIP.
"Ketika hal itu sudah tercapai berdasarkan penghitungan rekapitulasi yang dilakukan KPU Sukoharjo, maka Tiwi mestinya dilantik. Namun ketika tidak dilantik karena (dibuat) kalah dengan caleg yang (perolehan) suaranya di bawahnya, itu tidak adil," tandasnya.
Menanggapi, Jekek mencoba memberikan penjelasan mengenai aturan internal partai yang berbeda dengan aturan KPU. Bahkan ia juga meminta sejumlah caleg melakukan testimoni mengenai sistem tempur yang digunakan PDIP di Jawa Tengah, termasuk Sukoharjo.
Namun demikian, massa yang mulai emosi terus bersahutan melakukan interupsi memotong pembicaraan Jekek, sehingga beberapa kali sempat terdiam dan dilanjutkan kembali.
Hanya saja, penjelasan Jekek dinilai berputar-putar dan tidak ada kejelasan apakah Tiwi dilantik atau tidak, hingga membuat massa makin emosi. Teriakan-teriakan keras, kasar bersahutan dari luar. Bahkan lemparan kursi juga terjadi di depan.
Situasi semakin menjurus pada hal yang tidak kondusif saat kajang peneduh yang dipasang didepan Kantor PAC PDIP Weru digoyang-goyang dan lampu di depan mati. Akhirnya rapat pun bubar dan tidak ada keputusan sama sekali.
Jekek bersama rombongan pengurus DPC kemudian meninggalkan lokasi rapat dengan berjalan menerobos massa yang sudah tersulut emosi. Beruntung kericuhan tersebut tidak sampai menjurus pada tindakan anarkis. Massa yang kecewa, sebagian bertahan, namun juga ada yang ikut meninggalkan lokasi.
Editor : Joko Piroso