SUKOHARJO,iNewsSragen.id - Dua proyek pembangunan strategis Kabupaten Sukoharjo yakni gedung Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) dan gedung pertemuan terancam molor karena mengalami defisit waktu atau keterlambatan dalam memenuhi target progres kerja pelaksanaan pembangunannya.
Hal itu menjadi perhatian serius oleh Pelaksana Tugas (Plt) Sukoharjo, Agus Santosa saat melakukan monitoring dan evaluasi dengan mendatangi langsung dua lokasi proyek tersebut, pada Senin (7/10/2024).
Untuk proyek Labkesda di Kelurahan Gayam, Sukoharjo Kota, Agus yang didampingi Sekda Widodo dan beberapa pejabat terkait lainnya menyampaikan, bahwa progres pelaksanaan pembangunannya mengalami tren menurun. Padahal proyek Labkesda hanya punya waktu tersisa 32 hari lagi.
Disebutkan, progres pembangunan proyek Labkesda sampai hari ini (Senin-Red) baru mencapai 32% sehingga masih ada kekurangan volume 68% jika dihitung dari kontrak kalender kerja.
"Kami sudah memberikan perintah kepada pelaksana proyek agar benar-benar cermat. Contohnya, ketika peralatan laborat sudah datang, maka atap sudah dipasang terlebih dahulu," tegas Agus.
Atas temuan itu, Agus pun meminta agar pelaksana proyek membuat program kerja mingguan dan dijabarkan secara harian. Hal itu diminta agar ada kejelasan terkait apa yang dikerjakan setiap harinya sehingga memudahkan dalam pemantauan.
Sementara untuk proyek gedung pertemuan di Jalan Veteran, ia menyebut waktu yang tersisa masih dua bulan dan saat ini pekerjaan finishing sehingga membutuhkan waktu lama. Ia menilai kekurangan dalam pelaksanaan pembangunan gedung pertemuan itu masuk proyek kritis.
"Minusnya termasuk proyek kritis karena diatas 5% keterlambatannya. Proyek dikatakan kritis jika mengalami defisit pekerjaan 5%. Sebab saat ini realisasi pekerjaan 68% dari seharusnya sesuai jadwal 73%," paparnya.
Meski begitu, Agus menilai untuk proyek pembangunan gedung pertemuan tidak ada masalah dari sisi waktu. Namun ia meminta pelaksana proyek berhati-hati dalam manajemennya.
"Karena defisit 5% ketika pemeriksaan BPK dikatakan proyek kritis sehingga butuh SCM (show cause meeting). SCM akan dilakukan per minggu untuk mengejar defisit yang terjadi. Harapannya, proyek bisa selesai tepat waktu sesuai kontrak," pungkasnya.
Editor : Joko Piroso