get app
inews
Aa Text
Read Next : Viral! Teror Mirip Darah di Desa Tuwiri Tuban, Warga Resah

Kisruh Pengurus TITD Kwan Sing Bio Tuban, Mantan Ketua Penilik Ungkap Keprihatinan

Kamis, 12 Juni 2025 | 19:14 WIB
header img
Aksi saling dorong di TTID Kwan Sing Bio Tuban, pada Minggu, 8 Juni 2025.Foto:iNews/ Istimewa

TUBAN, iNewsSragen.id - Konflik kepengurusan hingga berujung penutupan total pintu gerbang klenteng Tempat Ibadah Tri Dharma (TITD) Kwan Sing Bio Tuban, Jawa Timur, sejak Senin (9/6/2025), makin memanas.

Alim Sugiantoro, tokoh senior dan mantan ketua penilik akhirnya angkat bicara menyampaikan klarifikasi tertulis melalui awak media, Kamis (12/6/2025), perihal tudingan mengambil alih kelenteng dan dikaitkan dengan penutupan pintu gerbang.

Nama tokoh dari salah satu kubu di kelenteng yang bertikai itu disebut Soedomo Mergonoto, salah satu pengelola kelenteng, berkompeten menjawab penutupan gerbang. Kemudian ada nama lain, yaitu Paulus Willy Afandy, pengelola kelenteng, dan Tjing Hai alias Soejanto, karyawan pengelola kelenteng.

Melalui klarifikasi, Alim mengutip jawaban Soedomo Mergonoto yang tidak menyetujui pemilihan pengurus dan penilik yang digelar Tjong Ping selaku ketua panitia, pada Minggu (8/6/2025). Begitu juga Paulus Willy Afandy tidak menyepakati. Karena itu, hasil pemungutan suara pemilihan dinyatakan tidak sah. 

Pemilihan pengurus dan penilik klenteng TTID Kwan Sing Bio Tuban yang sudah berjalan dinilai tidak sesuai dengan hasil kesepakatan rapat di kantor Soedomo pada 5 Juni 2025 yang kemudian dituangkan dalam surat yang ditujukan kepada Tjong Ping selaku ketua panitia.

Dalam surat tersebut, dua dari tiga pengelola kelenteng menyatakan tidak setuju dengan pemilihan yang digelar Tjong Ping. Satu pengelola lainnya, Alim Markus.

Ikut hadir sekaligus menyetujui keputusan tersebut, Pepeng Putra Wirawan, Alim Sugiantoro, dan Gunawan Herlambang. Tjong Ping yang diundang rapat tidak hadir.

Mereka menyatakan sepakat belum dapat mengembalikan TITD Kwan Sing Bio dan Tjoe Ling Kiong kepada umat Tuban. Pertimbangannya, karena poin-poin dalam akta kesepakatan bersama, persisnya pada nomor 8 yang dibuat di hadapan notaris Joyce Sudarto belum terlaksana.

"Mengacu pertimbangan tersebut, mereka juga sepakat untuk tidak menyetujui pelaksanaan pelantikan pengurus dan penilik klenteng. Termasuk ikut tanda tangan Pepeng Putra Wirawan yang ikut, tidak setuju pemilihan tersebut," tulis Alim.

Alim lebih lanjut mengatakan, surat pernyataan Tjong Ping (yang tidak mengunjungi klenteng selama 30 hari) hanya sekadar memberi gula-gula saja. Apalagi, momen sebulan lagi bertepatan dengan HUT Kongco Kwan Sing Tee Koen.

"Ini sangat berbahaya sekali," tegas Alim yang kemudian mengingatkan peristiwa kebrutalan yang tidak beretika dan rawan konflik di kelenteng pada, Minggu 8 Juni 2025 kembali terulang.

Peristiwa dimaksud adalah kedatangan Tjong Ping dan rombongan yang memaksa melakukan puak pwee sekaligus ikrar pengurus-penilik terpilih di depan altar setelah pemilihan.

Alim juga mengutip rekaman pernyataan lisan Tjong Ping yang siap mati asal kelenteng tidak diambil orang Surabaya.

"Ini bicara apa kok bilang asal tidak diambil orang surabaya? Kapan orang surabaya mengambil kelenteng?" bantah pria bernama keturunan Liem Tjeng Gie itu.

Alim memastikan, selamanya pengelola Surabaya tidak pernah mengambil alih kelenteng. Justru umat Tuban yang meminta tolong mereka untuk mendamaikan dan membantu manajemennya. "Bukan dibolak-balik menjelekkan. Ini bahaya menjelekkan orang," ujarnya.

Ia menyebut kata-kata Tjong Ping sangat merendahkan orang dan menghina. Karena itu, Alim mengatakan bahwa yang bersangkutan harus belajar sopan santun dan etika. Apalagi, di tempat ibadah dan kepada orang yang sudah diminta bantuannya mendamaikan kelenteng.

"Tuduhan (mengambil alih kelenteng) dan fitnah tersebut sangat tidak baik. Terlebih, dia (Tjong Ping-Red) jadi panutan di tempat ibadah," tandasnya.

Editor : Joko Piroso

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut