get app
inews
Aa Text
Read Next : Operasi Patuh Candi 2025 di Solo: Ratusan Pelanggar Terjaring, Razia Digelar di Titik-Titik Strategi

Solo Membara: Tokoh Masyarakat Geram, Kecam Aksi Anarkis yang Rusak Wajah Kota Budaya

Senin, 01 September 2025 | 17:03 WIB
header img
Aparat TNI ikut turun ke jalan menenangkan massa demo di Kota Solo.Foto:iNews/ Nanang SN

SOLO,iNewsSragen.idAksi demo yang berujung pada kerusuhan brutal di Kota Solo pada Jum,at (30/8/2025) malam, memantik gelombang kemarahan. Tak hanya merusak fasilitas umum, tetapi juga mencoreng wajah Solo sebagai kota budaya yang selama ini dijaga dengan penuh kesantunan dan harmoni.

Kegeraman mendalam datang dari salah satu tokoh masyarakat Solo, BRM Kusumo Putro. Dengan nada keras, ia mengecam tindakan anarkis yang dinilainya telah melecehkan semangat demokrasi dan mengoyak ketenangan warga.

"Ini bukan lagi penyampaian aspirasi. Ini perusakan! Ini penghinaan terhadap kota kita!" tegas Kusumo saat ditemui, Senin (1/9/2025).

Pria yang dikenal sebagai aktivis pergerakan dan kerap memimpin aksi massa besar itu menyayangkan rusaknya berbagai fasilitas publik, mulai dari taman kota, pos polisi, hingga hangusnya sebagian gedung DPRD Solo. Ia menyebut insiden ini sebagai tamparan keras bagi seluruh warga Solo.

"Solo bukan kota konflik! Kota ini dibangun dengan susah payah oleh berbagai etnis, agama, budaya untuk hidup berdampingan. Tapi satu malam, semua nyaris hancur!"ujarnya geram.

Menurut Kusumo, aksi anarkis tersebut bukan sekadar kerusuhan, tapi bentuk pengkhianatan terhadap nilai-nilai kebersamaan yang telah dibangun selama puluhan tahun. Ia bahkan menegaskan, jika hal serupa kembali terjadi, masyarakat Solo tak akan diam.

"Jangan pikir warga kota akan terus bersabar. Kalau ada demo lagi yang niatnya bikin rusuh, kami akan turun tangan. Jangan salahkan kami!" tegasnya dengan nada peringatan.

Meski mengecam keras aksi anarkis, Kusumo tetap menyerukan agar aparat keamanan tidak bertindak represif.

"Saya minta polisi jangan menggunakan kekerasan. Tangani dengan bijak. Jangan sakiti masyarakat!," katanya, mengingatkan bahwa pendekatan represif justru bisa memperburuk situasi.

Kepada pemerintah, Kusumo juga melontarkan kritik tajam. Ia meminta para pejabat tidak hanya mengutuk kejadian ini, tetapi juga melakukan introspeksi dan perbaikan nyata.

"Pemerintah jangan cuma bicara. Lihat ke dalam. Kalau ada yang salah di DPR atau instansi lain, perbaiki! Jangan tunggu sampai rakyat marah lagi," tutupnya.

Aksi Jumat malam itu meninggalkan luka fisik dan psikologis bagi warga Solo. Tapi bagi Kusumo dan banyak tokoh masyarakat lainnya, luka yang paling dalam adalah tercorengnya nama Solo, kota yang selama ini dijunjung sebagai simbol perdamaian, budaya, dan kebhinekaan.

Pesan Redaksi iNews

Kami mendukung penyampaian aspirasi dengan cara yang bermartabat.

Unjuk rasa hak setiap warga, jangan sampai merusak, melukai, atau memecah belah.

Tetap menjaga ketertiban, menghargai sesama, dan menjukkan bahwa suara rakyat bisa disampaikan dengan damai.

Editor : Joko Piroso

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut