Makan Bergizi Gratis di SDN 2 Krikilan Sragen Diduga Basi, Komisi IV DPRD Lakukan Klarifikasi
SRAGEN, iNewsSragen.id – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di SDN 2 Krikilan, Kecamatan Masaran, Sragen, menjadi sorotan setelah muncul dugaan menu yang disajikan dalam kondisi kurang layak konsumsi, Jumat (12/9/2025).
Kabar tersebut beredar setelah sejumlah siswa tidak memakan menu yang dibagikan. Salah satu guru SD Krikilan, Dodo, menjelaskan bahwa dugaan makanan basi hanya terjadi pada sop sayur yang kuahnya terasa asam, sementara nasi dan lauk tetap dalam kondisi baik.
“Sebelum dibagikan, sop sempat dicicipi oleh guru dan awalnya tidak tercium bau basi. Tapi setelah ditutup rapat, mungkin ada sebagian yang jadi agak asam. Jadi tidak semua. Nasi, lauk, dan buah tetap aman,” jelas Dodo.
Menurutnya, persoalan ini bukan menyeluruh karena sebagian menu masih bisa dimakan. Ia menduga penyebab kuah sop terasa asam adalah proses penyimpanan yang terlalu rapat sehingga menimbulkan perubahan rasa.
“Sepertinya baru dimasak, lalu langsung ditutup rapat. Itu yang kemungkinan bikin agak asam. Tapi yang lain tidak bermasalah,” imbuhnya.
Menanggapi laporan itu, Ketua Komisi IV DPRD Sragen, Sugiyamto, langsung melakukan pengecekan ke lokasi. Ia membenarkan adanya keluhan dari siswa dan guru terkait sop yang terasa asam.
“Beberapa makanan MBG memang ada yang tidak layak, terutama sopnya. Rasanya kecut, kemungkinan kelamaan ditutup rapat sehingga kurang segar saat dibagikan. Untungnya tidak semua siswa mengonsumsi, jadi tidak ada korban,” ungkap Sugiyamto.
Lebih lanjut, Sugiyamto menegaskan pihaknya sudah memberi teguran kepada penyedia MBG agar lebih teliti dalam menyiapkan menu. Menurutnya, kualitas makanan harus menjadi prioritas agar siswa benar-benar terbantu dan tidak malah menimbulkan keresahan.
“Sudah kami tegur. Nanti akan dikoordinasikan. Penyedia harus terbuka, jangan malah diam. Kalau ada kendala, harus dikomunikasikan. Menu juga perlu diperhatikan, sebaiknya dipilih yang disukai anak-anak agar benar-benar dimakan habis,” ujarnya.
Ia mencontohkan, sebelumnya pernah terjadi kasus serupa di Bagor Miri. Namun setelah mendapat teguran, penyedia memperbaiki pelayanan sehingga makanan bisa diterima dengan baik oleh siswa.
“Dulu juga ada kasus, tapi setelah kami tegur, sekarang sudah baik. Jadi harus ada evaluasi terus. Jangan sampai anak dipaksa menghabiskan makanan kalau memang tidak enak atau tidak segar,” tegasnya.
Sejauh ini, kasus dugaan makanan basi tersebut belum dilaporkan ke Dinas Pendidikan karena tidak ada siswa yang menjadi korban keracunan. Meski demikian, DPRD Sragen meminta agar mekanisme pengawasan MBG diperketat supaya tidak menimbulkan masalah serupa di kemudian hari.
Program Makan Bergizi Gratis sendiri merupakan salah satu program prioritas pemerintah yang bertujuan mendukung tumbuh kembang siswa serta meningkatkan konsentrasi belajar melalui pemberian makanan sehat setiap hari sekolah. Karena itu, kualitas, menu, dan pengelolaan distribusi harus benar-benar diawasi agar sesuai standar kesehatan dan gizi yang ditetapkan.
Dengan adanya kejadian ini, DPRD Sragen berharap semua pihak terkait mulai dari penyedia hingga pengawas sekolah lebih proaktif dalam mengontrol mutu makanan. Hal ini penting agar program yang seharusnya bermanfaat tidak menimbulkan masalah baru bagi siswa maupun orang tua.
Editor : Joko Piroso