JAKARTA, iNewsSragen.id - Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Darat (Kadispenad) Brigjen Tatang Subarna menjelaskan kronologi terkait pengeroyokan terhadap Pratu RW anggota Yonif MR 411/6/2 Kostrad oleh 5 pemuda mabok di Salatiga hingga menyebabkan salah satu pelaku tewas.
Brigjen Tatang Subarna mengatakan, kejadian berawal saat Pratu RW yang membonceng istrinya D yang sedang hamil 6 bulan menuju Pasar Blauran.
Pratu RW sempat diserempet kendaraan pickup yang dikendarai Argo Wahyu Pamungkas beserta 4 orang temannya. Para pengeroyok yang diketahui bertato itu diketahui sedang dalam kondisi mabok berat akibat minuman keras.
Pratu RW sempat dibentak, tetapi yang bersangkutan tidak menghiraukan. Tiba di Pasar Blauran, Pratu RW dihentikan salah satu pelaku yakni, Argo. Argo kemudian mengeroyok bersama empat temannya tersebut.
Istri Pratu RW yang panik dan ketakutan melihat suaminya dikeroyok dan tersungkur di jalan, meminta pertolongan di grup WhatsApp suaminya.
Kawan-kawan RW pun melakukan pencarian dan menemukan pelaku pengeroyokan. Para pelaku dibawa ke Yonif MR 411/6/2 Kostrad dan selanjutnya dibawa ke RST Dr. Asmir Salatiga karena mengalami luka-luka.
Setelah mendapatkan perawatan, pada Jumat (2/9/2022) satu pengeroyok yakni Argo dinyatakan meninggal dunia. Sementara 4 orang lainnya masih menjalani pengobatan di RST Dr. Asmir Salatiga.
“Kejadian ini sedang ditangani oleh Denpom IV/3 Salatiga yang berkoordinasi dengan pihak Polres Salatiga untuk proses lebih lanjut,” kata Tatang.
Editor : Joko Piroso
Artikel Terkait