GROBOGAN, iNewsSragen.id - Viral di media sosial setelah beberapa video pengakuan ke empat warga lansia di kabupaten Grobogan. Warga mengaku dana Bantuan Langsung Tunai (BLT) yang mereka terima selalu dipotong oleh oknum kepala Dusun, selasa, (3/10/2022).
Aksi pemotongan dana BLT warga miskin ini sudah dilakukan sebanyak sembilan kali dan mereka terpaksa mengikuti arahan perangkat Desa nakal untuk dipotong karena takut dana tidak dicairkan.
Berdasarkan rekaman video berdurasi enam menit tiga puluh tujuh detik yang diunggah seorang warga ini memperlihatkan beberapa warga Desa Tambahrejo, kecamatan Wirosari, Grobogan, mengeluh atas pemotongan dana Bantuan Langsung Tunai yang mereka terima sebesar tiga ratus ribu rupiah harus dipotong seratus ribu rupiah oleh oknum kepala Dusun Tambahrejo, kecamatan Wirosari, Grobogan. Pemotongan ini sudah berlangsung berulang kali setiap ada pembagian BLT.
Menurut Rusti dan Rukinem, nenek yang hanya tinggal sendirian di rumah ini mengaku ada empat warga yang dipotong oleh oknum kepala Dusun dengan alasan untuk iuran pembangunan, ujarnya.
Setiap pengambilan BLT, keempat warga lansia yang dipotong yakni mbah Rusti, Rukinem, Pariyem dan Waginem selalu datang ke kantor Balai Desa. namun setelah menerima dari kantor Balai Desa, keempat lansia tersebut langsung menuju rumah kepala Dusun untuk menyerahkan dana potongan BLT. Setiap penyerahan, uang potongan sebesar seratus ribu rupiah tersebut selalu diterima oleh istri kepala Dusun, katanya.
Keempat warga Tambahrejo tersebut mengaku tidak terima setiap penerimaan dana Bantuan Langsung Tunai selalu disunat atau dipotong. Meski tidak terima namun mereka mengaku tidak bisa berbuat banyak dan hanya bisa pasrah karena takut jika kedepan mereka tidak bisa mencairkan dana BLT lagi, ungkapnya.
Setelah ramai di media social, pihak Kepolisian kemudian memanggil Kepala Desa Tambahrejo dan keempat warga yang menjadi korban sunat perangkat Desa Tambahrejo.
Suwarti, kepala Desa Tambahrejo, kecamatan Wirosari, Grobogan, saat mendampingi keempat warganya sempat membantah adanya pemotongan dana BLT. ia menyebutkan bahwa uang yang diserahkan ke kepala Dusun tersebut adalah bukan uang potongan, katanya.
Ia juga mengaku tidak mengetahui adanya pemotongan dana BLT sebesar seratus ribu rupiah oleh kepala Dusun.
Sementara itu Kapolsek Wirosari, Grobogan, menolak memberikan keterangan terkait pemanggilan Kepala Desa dan keempat warga yang menjadi korban pemotongan bantuan.
Editor : Joko Piroso
Artikel Terkait