MAMUJU, iNewsSragen.id - Diduga melanggar adat, sebuah SMK Negeri 1 Bonehau di Dusun Tamalea, Desa Bonehau, Kecamatan Bonehau, Kabupaten Mamuju, di segel warga sejak dua hari terakhir mulai Jumat 4/11/22.
Menurut pemuda Tamalea, Egel Asastra, penyegelan itu dilakukan buntut dari sang kepala SMK Negeri 1 Bonehau yang dianggap melanggar adat setempat.
Warga kesal lantaran ulah sang kepala sekolah dinilai tidak menghargai warga setempat. Pasalnya warga merasa dipermainkan, awalnya warga hendak meminjam material semen dan besi yang untuk untuk mengecor makam salah salah satu warga baru meninggal.
Kata Eagle awalnya di iya kan, namun ketika hendak di ambil sang Kepala Sekolah kembali melarang.
"Awalnya masyarakat ingin minta tolong untuk pinjam semen sama besi cuma beberapa batang mau di pakai cor kuburan karena ada yang baru meninggal. Awalnya di iyakan, tapi pas mau diambil tiba-tiba dibilang jangan." Terang Eagle.
Eagle mengaku, masyarakat Tamalea menutut Kepala SMK Negeri 1 Bonehau di berhentikan karena dianggap tidak menghargai adat setempat.
Kata dia, Aksi akan terus berlanjut hingga kepala sekolah dicopot sesuai tuntutan warga.
"Aksi ini akan terus dilakukan hingga kepala SMK 1 Bonehau di berhentikan. Kami meminta Kepala Dinas Pendidikan untuk segera mencopot Kepsek karena tidak menghargai orang-orang disini," kata dia.
Hingga siang tadi, Sabtu (5/11/2022) SMK 1 Bonehau masih disegel, warga memasang sejumlah spanduk yang bertuliskan "Stop Aktivitas Kerja Sebelum Kepala Sekolah Temui Masyarakat Tamalea" dan "Ganti Kepala Sekolah SMK 1 Bonehau Secara Tidak Hormat".
Sementara Kepala SMK Negeri 1 Bonehau, Abdul Waris Yahya saat di konfirmasi mengatakan, ada kesalah pahaman, pasalnya warga meminta bantuan kepada tukang bukan langsung pada dirinya.
"Itu ada propokator orang-orang yang tidak suka, waktu pertama minta itu sama tukang bukan ke saya langsung. Padahal dalam membangun sesuai dengan petua orang tua "Pamali" kalau material di pakek untuk orang meninggal," ujar Waris.
Untuk itu kata Waris, sebagai pengganti ia memberikan uang Rp300 ribu untuk membeli dua batang besi yang diminta.
"Kan pamali dek kalau sementara membangun makanya saya kirimkan uang untuk dipakek beli besi, kan bisa pergi di beli di toko bangunan ada di lebbeng banyak. Nah saya juga seandainya ada diatas pasti ke rumah duka, saya selalu perhatikan masyarakat disana.
Untuk itu kata Waris, dia ingin mengabdi membangun sekolah di Bonehau.
"Ini sementara kita bangun, tapi ada saja yang tidak suka. Padahal saya saking maunya baik sama masyarakat disana, saya sudah pasti membantu lebih kalau saya disana,"
Waris berencana bakal menemui warga pada minggu (6/11/2022) siang, untuk mengkonfirmasi pada warga terkait penyegelan itu.
"Besok saya rencana ke Bonehau untuk berdialog dengan warga," ujarnya.
Editor : Joko Piroso
Artikel Terkait