Oleh Sidik, saat bangunan sendang yang terletak tidak jauh dari Balai Desa Polokarto ini akan dipugar, ia bersikukuh meminta agar tidak merubah bentuk asli sendang seperti saat dibangun dimasa PB X.
Sendang yang berada dipinggir sungai kecil dibawah pohon beringin besar ini, terdapat tiga mata air saling berdekatan dengan masing - masing dibatasi pagar tembok.
"Dahulu, penjenengan Ndalem Ingkang Sinuwun PB X pernah ke Kecamatan Polokarto, dulu tempatnya di Balai Desa Polokarto sebelum dipindah dekat Pasar Glondongan, sekitar tahun 1966," tutur Sidik.
Pada saat berkunjung ke Kecamatan Polokarto, PB X berkenan mengambil air di sendang lalu meminumnya.
Sepulangnya kembali ke keraton dari Polokarto, PB X kemudian mengutus abdi dalem untuk mengambil air di sendang itu lagi.
"Abdi dalem diutus untuk ambil air sendang, menggunakan blek (wadah air dari bahan seng-Red), atau kaleng tempat air. Dulu belum ada plastik. Kemudian air sendang diserahkan kepada Sinuwun," ujar Sidik.
Editor : Joko Piroso
Artikel Terkait