Karena relatif baru, ia harus berkeliling mengenalkan produk benihnya dari kios ke kios dengan sepeda motor. "Awal pemasarannya agak sulit. Karena baru, saya harus mengenalkan ke pasaran. Saya kelilingkan sendiri pakai motor, titip di kios-kios. Sampai Sragen hingga perbatasan Jawa Timur juga," ujarnya.
Meski butuh perjuangan keras, usahanya untuk mempromosikan benih produksinya sendiri tak sia-sia. Dengan keunggulan varietas dan produktivitas yang tinggi, benih padi produksinya perlahan mulai dikenal pasar dan diminati petani. Tak butuh waktu lama, produksi benih PB Krida Tani yang dirintisnya langsung booming dan banyak diburu petani.
Lewat jejaring kemitraan dengan petani dan berkoordinasi dengan Poktan, benih padinya kini sudah merajai pasaran di wilayah Jawa Tengah, Yogyakarta hingga Jawa Timur. Bahkan kini dia tak lagi sudah payah mengenalkan karena banyak sales yang datang membeli benihnya untuk dipasarkan di berbagai wilayah.
Marno menyebut saat ini ada lebih dari 40 sales dari berbagai daerah yang setiap musim tanam selalu datang membeli benih produksinya. "Dulu di awal-awal mau jual 5 ton sekali musim saja sulit. Tapi lama kelamaan banyak petani yang sudah kenal dan merasakan produktivitas benih kami sangat tinggi. Sekarang omzetnya per musim bisa 400 ton, setahun minimal 1000 ton,” jelasnya.
Editor : Joko Piroso
Artikel Terkait