Selain mengadopsi Grande Armee, pembentukan Legiun Mangkunegaran juga mengadopsi Legionnaire atau Legiun, sebuah organisasi militer Perancis, yang berarti pasukan bala tentara.
Sebagai pasukan elite tempur modern, Legiun Mangkunegaran disebut dalam puromangkunegaran.com, juga mengadopsi militer Perancis secara fisik, persenjataan, taktik, dan organisasi.
Meski tidak menyukai Belanda, Mangkunegara II tetap menggunakan perwira-perwira militer Belanda, Perancis, dan Inggris untuk melatih Legiun Mangkunegaran secara profesional. Hal ini dilakukan, demi pembangunan militer yang kuat.
Selama pembentukannya, Legiun Mangkunegaran mendapatkan beragam pelatihan kemiliteran di Soldat Sekul. Anggota pasukan elite tempur tersebut, dilatih mahir menggunakan berbagai senjata, yakni keris, pedang, tombak, sumpit, panah, senjata api, hingga meriam sebagai senjata artileri.
Tak hanya itu, prajurit yang tergabung dalam Legiun Mangkunegaran juga mendapatkan pelatihan untuk pergerekan pasukan dengan mobilitas tinggi menggunakan kuda, baik untuk pasukan infanteri, kavaleri, maupun artileri.
Mereka juga dilatih menghadapi pertempuran dalam jangka panjang, serta menghadapi perang gerilya. Pada masa awal pembentukannya, Legiun Mangkunegaran berkekuatan sebanyak 1.150.
Jumlah tersebut terbagi dalam 800 prajurit infanteri (Fusilier), 100 prajurit penyerbu (Jagers), 200 prajurit kavaleri (berkuda), dan 50 prajurit rijdende artileri (meriam).
Editor : Joko Piroso
Artikel Terkait