Pemkab Sragen Galang Komitmen Penurunan Stunting

Joko Piroso
Pemerintah Kabupaten Sragen, Jawa Tengah menggelar penggalangan komitmen bagi penurunan angka kematian ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB) dan Stunting di kabupaten Sragen Rabu (22/2).Foto:iNews/Joko P

SRAGEN, iNewsSragen.id - Pemerintah Kabupaten Sragen, Jawa Tengah menggelar penggalangan komitmen bagi penurunan angka kematian ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB) dan Stunting di kabupaten Sragen Rabu (22/2). Lantas butuh sinergi dalam upaya tersebut. Lantas Pemerintah mendapat kucuran bantuan dari pemerintah pusat senilai Rp 4 miliar.

Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati menyampaikan langkah penggalangan komitmen ini untuk memastikan terwujudnya sinergi di lapangan. Supaya semua yang berkaitan dengan penangana stunting bisa berkolaborasi dengan baik.

”Karena beda untuk Bidan Desa, Ahli Gizi, Penyuluh KB, untuk penganggaran, peran dan rumahnya. Maka harus jadi satu. Kita sinergikan, jadi yang mengukur, cek, tinjauan ke rumah-rumah,” terangnya.

Pihaknya menyampaikan dalam penanganan stunting, yang paling utama adalah pencegahan. Karena ketika sudah dinyatakan stunting, penanganan jauh lebih mahal. Sehingga posyandu sangat vital peranannya.

”Begitu balita sudah terlihat dibawah ambang batas, maka harus segera dilakukan treatment, kontrolnya di posyandu. Bahkan remaja putri yang HB rendah ketika nanti hamil anaknya berpotensi stunting,” ujar Bupati.

Lantas dengan sinergi ini pemerintah kabupaten Sragen juga menyinergikan anggaran. Dia menjelaskan dalam penanganan stunting ada anggaran sensitif dan anggaran spesifik. Hasil studi di lapangan, tindak lanjutnya ada diskusi dengan kepala dinas yang terkait penanganan stuntingg. Sehingga anggaran tidak berjalan sendiri-sendiri. Terlebih Sragen merupakan pilot project penanganan stunting.

Sementara Sekretaris Daerah (Sekda) Sragen Hargiyanto menimpali terkait anggaran, dari total dana desa Rp 96 miliar. Kemudian dari Anggaran dari Pemerintah Daerah sekitar Rp 46 miliar. Lantas ada pos anggaran lain yang bisa dimaksimalkan. ”Dengan langkah ini penganggaran tepat dan tidak overlap. Treatmentnya pas,” ujar dia.

Lantas Dana Alokasi Khusus (DAK) dari pemerintah pusat Rp 4 Miliar. Jumlah tersebut digunakan untuk pembelian antropometri sejumlah 1067 unit. Sehingga semua posyandu sudah memiliki alat ukur untuk balita yang akurat, pungkasnya.

Editor : Joko Piroso

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network