Sejarah Kirab Kebo Bule Malam 1 Suro Keraton Kasunanan Surakarta

Qur'anul Hidayat
Kirab Kebo Bule.Foto: Ilustrasi/Dok Ist

SOLO, iNewsSragen.id – Acara memperingati tahun baru Islam jatuh pada 1 Muharram, Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat menggelar kirab pusaka setiap malam 1 Sura. Acara ini identik dengan penggunaan kebo bule sebagai sarana kirab. Kebo bule yang digunakan harus berasal dari keturunan kebo bule Kiai Slamet.

Konon kerbau bule di Keraton Surakarta merupakan hadiah dari Bupati Ponorogo untuk Pakoe Boewono II, sekitar abad 17.

Kisah ini berawal dari pemberontakan yang dilakukan Pangeran Mangkubumi hingga menyebabkan Raja Paku Buwono II harus mengungsi ke Ponorogo.

Kangjeng Raden Arya Tumenggung Ahmadi Hadinagoro, Srati Mahesa yang ada di Boyolali menyampaikan,beliau tinggal di tempat Bupati Ponorogo hingga pemberontakan berakhir. Di tempat ini Sinuhun Paku Buwono II mendapat petunjuk gaib bahwa pusaka Kiai Slamet milik Keraton Surakarta harus dikawal oleh sepasang kerbau bule agar Karaton Surakarta menjadi aman dan langgeng, ujarnya.

Mendengar perkataan raja, bupati teringat bahwa sang bupati memiliki sepasang kerbau bule dan kemudian mempersembahkan kepada Raja.

Setelah perang usai Raja Surakarta ini pun membawa sepasang kerbau bule ke Keraton Kartasura. Selama bertahun-tahun dan turun-temurun, kerbau bule menjadi penjaga pusaka Kiai Slamet.

Nama Kiai Slamet yang sebenarnya merupakan nama pusaka yang konon berupa tombak dan uniknya nama Kyai Slamet tadi melekat pada kerbau bule.

Menurut Srati Mahesa yang juga abdi dalem Karaton Surakarta yakni KRAT Ahmadi Hadinagoro mengatakan, selama menjadi Srati Kerbau turun Kiai Slamet, dia memiliki pengalaman unik karena ada kebiasaan setiap malam jumat Pahing kerbau bule ini biasa dikirapkan di alun alun Pengging.

"Pernah suatu malam Jumat pahing kerbau ini membuka kandang dan keluar menuju alun alun Pengging berjalan memutar satu kali kemudian pulang lagi ke kandangnya. Maka tidak heran jika setiap malam Jumat pahing pasti berisik minta dikeluarkan dari kendang untuk dikirabkan mengelilingi Alun Alun Pengging," ujar KRAT Ahmadi Hadinagoro.

Maka setiap malam 1 Sura kerbau bule ini menjadi cucuk lampah pusaka Kiai Slamet yang dikirab bersama pusaka-pusaka keraton lainnya, pungkas KRAT Ahmadi Hadinagoro.

Editor : Joko Piroso

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network