Pada akhirnya, pasukan milisi Hizbullah bersedia berdamai dan menghindari konflik lebih lanjut. Mereka hanya meminta agar memory card yang berisi data foto dari pasukan Spanyol diserahkan kepada mereka. Syarat ini pun dengan mudah diterima oleh pihak militer Spanyol tanpa adanya masalah.
Setelah situasi membaik, pasukan TNI mencoba untuk berbicara dengan anggota milisi Hizbullah untuk mencari pemahaman dan menyelesaikan masalah tersebut. Pasukan TNI memang dikenal dekat dengan masyarakat sekitar dan selalu siap membantu. Hal ini membuat mereka mendapat apresiasi dari warga Lebanon yang pernah berinteraksi dengan mereka.
Pendekatan tersebut juga diakui oleh salah satu anggota milisi Hizbullah yang menyatakan bahwa jika bukan karena pasukan Indonesia, kemungkinan masalahnya akan berakhir berbeda. Mereka memilih berdialog dan menghindari konflik sebagai bentuk penghormatan kepada pasukan Indonesia.
"Sebenarnya kami orang Lebanon tidak menghargai dan menghormati UNIFIL karena mereka tidak berpihak dengan adil pada orang Lebanon. Tetapi, kami melakukan ini karena kami sangat menghormati kalian, orang Indonesia," ujar salah satu anggota Hizbullah.
Setelah peristiwa tersebut, Kepala Sektor Cimic, Mayor Ferera, mengucapkan banyak terima kasih kepada staf Cimic Indonesia atas bantuan dalam menyelesaikan masalah ini, termasuk perlindungan dan pengamanan terhadap Tim Recce Spanyol.
Demikian kisah dalam buku berjudul 'Kopassus untuk Indonesia', sebuah karya yang disusun oleh E.A Natagera dan Iwan Santosa.
Editor : Joko Piroso
Artikel Terkait