"Ada sebuah prinsip yang mengena di hati saya, dan saya pegang sampai sekarang, yaitu 'luweh becik dodol dawet neng ndeso iso uro-uro, daripada numpak mercy neng mbrebes mili' (lebih baik jualan dawet di desa tapi bahagia, daripada naik mercy tapi hatinya sedih)," ujarnya.
Menyinggung tentang Partai Politik (parpol) yang akan dijadikan sebagai kendaraan untuk mendaftarkan diri sebagai bakal calon kepala daerah, Edi menegaskan akan mendaftar melalui PDI Perjuangan sebagai pintu masuk agar bisa memimpin Wonogiri.
"Saya berangkat dari desa yang sejak kecil sudah mendapat banyak gemblengan, tempaan, hingga jatuh bangun dan sekarang seperti ini, ingin mendedikasikan kepada tanah kelahiran saya," tegas pria yang juga mengaku menjadi komisaris sebuah perusahaan bidang properti.
Terkait pilihan melalui PDI Perjuangan, Edi mengaku bahwa hal itu tidak terlepas dari statusnya yang sudah menjadi kader parpol berlogo banteng moncong putih itu. Ia juga mengaku sudah memiliki Kartu Tanda Anggota (KTA) PDI Perjuangan.
"Namun begitu saya tetap akan mengikuti mekanisme proses penjaringan sesuai aturan yang berjalan di DPP PDI Perjuangan. Saya akan menyapa dan menjalin komunikasi dengan tokoh-tokoh masyarakat untuk memohon do'a dan dukungan," sebutnya.
Editor : Joko Piroso
Artikel Terkait