SRAGEN, iNewsSragen.id - Bangunan talud pada paket proyek rekonstruksi jalan Tanggan-Jatitengah satuan kerja (Satker) Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kabupaten Sragen amblas. Minggu (28/1/2024).
Diketahui, proyek yang menelan anggaran mencapai Rp4 Miliar tersebut belum final hand over (FHO).
Atas amblasnya konstruksi talud tersebut mengundang reaksi dari kalangan warga masyarakat Sragen.
Tokoh masyarakat Pecinta Sragen Utara, Marjono saat ditemui di lokasi mengungkapkan, ia menyebut bahwa material yang digunakan untuk badan jalan seharusnya adalah sirtu, bukan tanah urug padas seperti yang digunakan pada bangunan tersebut, dan juga saat proses pemadatan tanah tidak maksimal sehingga memicu penurunan (penyusutan) tanah.
Selain itu, masih menurut Marjono, patahan talud mengalami penurunan yang sangat drastis, jika dilihat pralon suling-suling sangat kurang, sedangkan pemasangan batu sangat tinggi, hal itu tentu berpengaruh pada tekanan debit air dan tidak keluar secara maksimal sehingga air akan menekan kontruksi talud dan menjadikannya amblas.
"Itulah yang terjadi, seharusnya kontraktor lebih jeli dalam menjalankan teknis, jangan asal mengerjakan, karena akan berpengaruh pada hasil pekerjaan tersebut. Sekarang ini buktinya bisa dilihat sendiri, amblas kan itu taludnya?" ucap Marjono.
"Yang diperhatikan bukan hanya menghabiskan volume saja, tapi soal kualitas juga harus diperhatikan,"imbuhnya.
Adanya kejadian ini, Marjono berpesan, agar pihak terkait segera memperbaiki kontruksi tersebut dengan teknis yang baik dan menggunakan bahan material yang sesuai.
"Saya berharap untuk segera diperbaiki dengan sebaik mungkin. Jika tidak segera diperbaikan akan saya laporkan ke pihak yang berwajib," tegasnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Sragen, Aribowo Sulistyono, S.T, saat dikonfirmasi perihal amblasnya talud rekonstruksi jalan Tanggan-Jatitengah mengklaim bahwa pihaknya sudah melakukan perbaikan.
"Saat ini perbaikan sudah selesai dilaksaksanakan," katanya kepada iNews Sragen. Senin(29/1/2024).
Pihaknya menyebut karakteristik lokasi tanah tersebut sering terjadi penurunan yang diakibatkan kemungkinan adanya aliran sungai disamping.
"Diakibatkan kemungkinan adanya aliran sungai disamping bawah, berarti masih ada penurunan lagi, segera kami tindaklanjut perbaikan," pungkasnya.
Editor : Sugiyanto
Artikel Terkait