Kepala Desa Karangpelem, Suwarno.Foto:iNews/Joko P
Kepala Desa Karangpelem, Suwarno, menjelaskan bahwa yoni besar ini akan ditempatkan dalam sebuah tempat khusus, seperti museum mini, yang dirancang dengan dinding dari kaca agar dapat dilihat dari luar. Dia menegaskan pentingnya menjaga yoni ini sebagai barang bersejarah yang memiliki nilai kultural dan sebagai peninggalan zaman kerajaan.
Penempatan yoni besar di Balai Desa Karangpelem diharapkan dapat menjadi pusat pendidikan dan edukasi bagi warga serta generasi muda desa. Hal ini juga mendukung upaya pelestarian warisan budaya lokal dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga dan merawat artefak bersejarah bagi masyarakat setempat.
Suwarno menjelaskan bahwa proses konservasi yoni dilakukan melalui kerja sama dengan Yayasan Palapa Mendira Harja Cabang Sragen dan pegiat Brandal Sukowati serta Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Kabupaten Sragen, karena tim ini memiliki keahlian khusus dalam bidang cagar budaya.
Saat proses evakuasi yoni dilakukan, TACB diminta untuk mendampingi dan hadir di lokasi hingga semua selesai tanpa ada hambatan apapun.
Kerja sama ini penting untuk memastikan bahwa proses evakuasi dan pemindahan yoni dilakukan dengan benar dan sesuai dengan standar konservasi yang diperlukan untuk menjaga keutuhan dan keaslian artefak bersejarah tersebut.
TACB juga akan bertanggung jawab dalam memastikan bahwa yoni tersebut ditempatkan dan dirawat dengan baik setelah proses evakuasi selesai.
Editor : Joko Piroso
Artikel Terkait