SRAGEN, iNewsSragen.id - Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati, bersama para wakif yang difasilitasi oleh Dompet Dhuafa dan Bank Syariah Sragen, menggelar panen jamur tiram, Rabu (9/10/2024).
Kegiatan ini berlangsung di sentra budi daya jamur di Dukuh Ledok, Desa Mojorejo, Kecamatan Kedawung, Sragen, yang memiliki produktivitas mencapai 40-60 kg per hari dan masa panen lebih dari lima bulan.
Pengembangan sentra jamur tiram ini merupakan program pertama di Indonesia yang didampingi oleh Dompet Dhuafa. Dalam acara tersebut, pimpinan Dompet Dhuafa dan Bank Syariah Sragen hadir untuk meresmikan sentra jamur tiram dan melakukan panen bersama. Warga setempat juga turut serta menyaksikan peresmian ini sebagai hasil usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
Zaini Tafrikhan, Pimpinan Cabang Dompet Dhuafa Jawa Tengah, menjelaskan bahwa terdapat dua rumah jamur, atau kumbung, di lokasi tersebut, masing-masing dengan kapasitas 10.000 baglog. Dua kumbung milik Nanik Sukoco, yang sebelumnya adalah kebun jati, kini menampung total 20.000 baglog untuk budi daya jamur tiram.
Zaini menambahkan bahwa sentra jamur tiram ini sudah berjalan selama 6-7 bulan dengan dua periode penanaman.
Dia optimis bahwa panen raya akan datang segera, memberikan peluang untuk meningkatkan perekonomian warga dan dapat dikembangkan di tempat lain.
Dia juga membuka potensi kerjasama dalam pemberdayaan masyarakat produktif, seperti sentra melon dan sentra ternak. Terima kasih disampaikan kepada para wakif yang telah berkontribusi dalam pengembangan ekonomi produktif ini.
Fachruddin, Direktur Utama Bank Syariah Sragen, menegaskan bahwa pemberdayaan sentra jamur tiram adalah kerja sama yang saling menguntungkan, memberikan lapangan kerja, dan memastikan suplai bahan baku untuk pengembangan UMKM.
Dia menyebutkan bahwa program ini menarik wakif dari berbagai daerah, termasuk Jawa Barat, untuk berkontribusi di Sragen.
General Manager Penghimpunan dan Literasi Wakaf Dompet Dhuafa, Ali Bastoni, menjelaskan bahwa aktivitas Dompet Dhuafa mencakup tiga pilar: lembaga zakat, lembaga wakaf, dan lembaga kemanusiaan.
Dalam konteks Desa Mojorejo, Ali menyebutkan bahwa wakaf yang diterapkan menggunakan instrumen keuangan syariah dengan pendekatan ekonomi produktif. Dia optimis bahwa sentra jamur tiram ini akan membawa inovasi wakaf yang signifikan di Sragen.
Ali menambahkan bahwa mereka sedang mengembangkan inovasi wakaf deposito, yang merupakan satu-satunya di Sragen. Kerja sama dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sedang dilakukan untuk menetapkan metodologi terkait.
Inovasi ini diharapkan menjadi alternatif pembiayaan, tidak hanya melalui bank, tetapi juga lewat hibah pemerintah dan wakaf, terutama untuk menjangkau kalangan milenial.
Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati, bersama para wakif, menyerahkan paket sembako kepada warga yang membutuhkan dan melakukan panen jamur bersama. Dia berharap usaha di sentra jamur di Mojorejo dapat terus berkembang.
Sementara Nanik Sukoco, pengelola sentra jamur tiram, menceritakan awalnya mengalami kesulitan dalam mendapatkan bahan baku, yang menyebabkan harga melonjak. Setelah berkomunikasi dengan Dompet Dhuafa dan menjalani survei lokasi, Nanik berhasil memenuhi kebutuhan bahan bakunya dan kini dapat menjual produk jamur tiram ke pedagang lain serta berbagi dengan tetangga.
Produk olahan jamur tiram tersebut kini juga menembus pasar modern, termasuk minimarket. Nanik menyebutkan bahwa sejak 2016 hingga 2023, telah ada 33 toko yang bekerja sama dalam memasarkan produk UMKM, dengan tambahan 25 toko modern pada 2024.
Editor : Joko Piroso
Artikel Terkait