Menurut Haryanto, seorang penambang yang diwawancarai oleh iNewsSragen, aktivitas penambangan tidak hanya sebatas mengeruk lahan petani untuk reklamasi pertanian.
Mereka juga terlibat dalam pembangunan infrastruktur seperti jalan dan irigasi, serta mengembangkan tempat wisata di desa tersebut.
Pendekatan ini menunjukkan adanya upaya untuk memberikan manfaat tambahan bagi masyarakat lokal, meskipun tetap perlu diperhatikan dampak lingkungan dan sosial dari kegiatan penambangan tersebut.
Salah satu petani Sugiyo, (62) mengungkapkan bahwa lahan seluas 1.250 meter persegi miliknya sebelumnya tidak dapat ditanami padi karena bersifat tadah hujan.
Setelah meminta pemilik tambang, Haryanto, untuk mengeruk dan meratakan lahannya, Sugiyo berharap proses ini selesai akhir tahun sehingga bisa menjadi sawah irigasi.
Petani lain, Suyatno, (50) yang memiliki lahan 3.300 meter persegi, juga merasakan manfaat serupa. Ia menyatakan bahwa sebelumnya lahan tersebut tidak optimal untuk dibajak.
Setelah direklamasi, kini ia dapat membajak lahannya dan meningkatkan hasil panen dari dua kali menjadi tiga kali setahun berkat adanya irigasi.
Songep, (37) mewakili bapaknya Marto Wiyono, menambahkan bahwa sebelum direklamasi, lahannya hanya bisa ditanami jagung dan kacang. Namun, setelah dikeruk, sekarang ia sudah dapat menanam padi dengan lebih mudah dan mendapatkan akses irigasi yang lebih baik.
Testimoni ini menunjukkan bagaimana reklamasi tambang dapat memberikan dampak positif bagi produktivitas pertanian di wilayah tersebut, meningkatkan kualitas hidup para petani.
Editor : Joko Piroso
Artikel Terkait