SUKOHARJO,iNewsSragen.id - Ratusan massa yang mengatasnamakan Arus Bawah Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) Solo Raya menggelar aksi damai di depan Mapolres Sukoharjo, Selasa (5/8/2025) siang. Aksi ini merupakan bentuk protes terhadap lambannya penanganan kasus penganiayaan terhadap empat anggota PSHT.
Sekira pukul 14.00 WIB, massa yang mengenakan pakaian serba hitam itu memulai aksi dengan berkumpul di halaman DPRD Sukoharjo, lalu berjalan kaki menuju Mapolres yang berjarak tak jauh dari lokasi tersebut. Namun, mereka tidak diperkenankan masuk ke halaman Mapolres karena pintu gerbang ditutup dan dijaga ketat aparat kepolisian.
Hanya 10 perwakilan dari massa PSHT yang diizinkan masuk untuk melakukan audiensi tertutup dengan jajaran pejabat Polres Sukoharjo. Pertemuan itu berlangsung sekira satu setengah jam tanpa kehadiran Kapolres AKBP Anggaito Hadi Prabowo.
“Kami ingin mengetahui sejauh mana perkembangan pengusutan kasus pembacokan empat anggota PSHT. Hingga kini masih tahap penyelidikan, padahal sudah satu bulan berlalu,” ujar BRM Kusumo Putro, yang ditunjuk mewakili arus bawah PSHT Solo Raya usai audiensi.
Menurut Kusumo, dalam audiensi tersebut pihak Polres berjanji akan membentuk satuan tugas (satgas) khusus untuk menyelidiki dan mengungkap pelaku penganiayaan. Satgas ini akan bertugas mengumpulkan alat bukti dan mengusut tuntas kasus tersebut.
Pria yang juga berprofesi sebagai advokat itu menambahkan, hingga kini setidaknya terdapat enam kasus penganiayaan bersenjata tajam terhadap anggota PSHT di wilayah Sukoharjo yang belum terungkap. Paling sering terjadi diwilayah, Kartasura, Baki, Grogol, dan Mojolaban.
“Kami menilai kinerja Polres Sukoharjo sangat lamban. Ini bukan satu atau dua kasus saja. Ironisnya, hampir semua korban adalah warga Sukoharjo. Kami juga menyayangkan Kapolres tidak bersedia menemui kami saat audensi,” tegasnya.
Editor : Joko Piroso
Artikel Terkait