Dalam menjalankan bisnisnya, Wiwin memilih fokus pada penjualan offline dibandingkan penjualan digital. “Saya sendiri gaptek,” ucapnya sambil tertawa kecil. Namun, keputusan tersebut justru membuat interaksi antara perajin dan pembeli terasa lebih personal.
Saat ini galeri batik memberdayakan sekitar 10 warga lokal. Ketika ada pesanan besar, jumlah perajin yang terlibat bisa meningkat hingga puluhan bahkan ratusan orang. Selain menjaga tradisi batik tulis, keberadaan galeri ini juga membantu meningkatkan perekonomian warga.
Kunjungan Gubernur Ahmad Luthfi menjadi energi baru bagi para perajin batik Masaran agar terus berkreasi dan menjaga eksistensi batik tulis Sragen di pasar domestik maupun mancanegara melalui inovasi motif yang berkelanjutan.
Editor : Joko Piroso
Artikel Terkait
