"Kenapa, karena sering muncul masalah setelah siapapun memperoleh kepercayaan rakyat (menjadi pemimpin), lalu tidak bisa menjalankan kepemimpinan dengan baik, sebagaimana cita-cita para pendiri bangsa," tuturnya.
Berkaca dari sejarah perjalanan bangsa dari mulai Orde Lama, Orde Baru, dan sekarang Orde Reformasi, mestinya siapapun nanti yang terpilih menjadi pemimpin, harus menjauhkan diri dari cara memimpin berorientasi pada kekuasaan.
"Harus ada dasar-dasar (keyakinan) untuk selalu merasa cukup dengan apa yang sudah didapatkan. Sebagai pemimpin itu, tidak lagi memerlukan kelebihan materi, kelebihan kekuasaan, selain apa yang diberikan oleh negara. Banyak contoh dari para negarawan didunia," ujarnya.
Salah satu contoh negarawan dunia yang dimaksud Haedar adalah, Nelson Mandela yang hanya menjadi Presiden Afrika Selatan cukup satu periode. Dan ternyata sukses membawa banyak perubahan positif bagi rakyatnya.
"Jadi, kami berharap kepada tokoh-tokoh bangsa ini, yang menurut saya sudah khatam (kenyang ilmu dan pengalaman-Red), memiliki rasa cukup untuk dirinya sendiri agar bisa memimpin dengan bersih dan tanpa menyalahgunakan wewenang," imbuhnya.
Editor : Joko Piroso