Dari minta dikirim 2 ton, Popi mendapatkan 1,8 ton. Sebanyak 1 ton untuk memenuhi pesanan, dan 800 kilogram (kg) ditawarkan ke warung-warung di sekitarnya.
Namun bisnis telurnya juga menghadapi tantangan dan nyaris bangkrut karena ada utang yang tidak dibayar. Bahkan, pada April 2021, pembukuannya minus, ada utang ke kandang, dan gaji karyawan belum dibayar. Dia pun sempat menutup toko dan merumahkan karyawannya.
Saat itu, dia kembali bimbang untuk melanjutkan atau menghentikan bisnisnya. Namun setelah mendekatkan diri kepada Allah dibarengi dengan sedekah dan tawakal, akhirnya pada Mei 2021, dia kembali menjalankan bisnis tersebut. Dia melunasi utang dan membayar gaji karyawan.
Popi mendapatkan suntikan modal untuk membereskan masalah utang kepada karyawannya maupun produsen telur. Perlahan, Popi menata bisnisnya. Dia pun memanggil kembali karyawannya untuk bekerja.
Bisnisnya kembali berkembang. Bahkan dari sebelumnya pesanan hanya 1 ton sehari, terus meningkat menjadi 3 ton, 5 ton hingga pernah mencapai 10 ton.
"Saya juga suplai ke restoran sekitar, warteg-warteg, dan back up Solaria untuk weekend," Tutupnya.
Artikel ini pernah tayang di iNews id.
Editor : Joko Piroso