Kemudian Indra membuka usaha kuliner bakso. Usaha ini berawal dari pedagang bakso yang ada di depan rumahnya. Kala itu pedagang bakso ini sakit dan pulang kampung. Melihat hal tersebut, Indra menjadikannya peluang untuk berjualan baksos di rumah.
“Karena di tempat rumah saya gak ada yang jualan bakso, kebanyakan tuh dari luar menumpang jualan di depan rumah,” katanya.
Karena tak punya pengalaman dalam pembuatan bakso, Indra meminta pedagang giling daging di pasar untuk dibuatkan bumbu. Meski bakso yang dibuatnya saat itu tidak berbentuk bulat, namun masih banyak peminat yang tertarik untuk membeli.
Ramainya pembeli membuat Indra terus berinovasi bahkan impulsif membuka 7 cabang toko dengan modal pinjaman bank. Sayangnya ke-7 cabang toko ini bangkrut dan Indra pun harus terlilit utang dari bank.
Di situ saya sudah merasa di titik paling rendah. Pertama usaha udah enggak ada. Kedua gak kerja, gak punya penghasilan. Sementara debt collector-kan minimal 1 minggu pasti datang untuk menagih cicilan pembayaran bank, jelasnya.
Editor : Joko Piroso