Saat ini belasan tanah milik warga beserta bangunan diatasnya di dua desa itu, kondisinya sudah sangat mengkawatirkan, nyaris ambrol larut ke aliran Bengawan Solo jika tak ada penanganan lebih lanjut dari instansi maupun dinas terkait.
"Alur sungainya sudah bergeser. Di satu sisi tanahnya ada yang tergerus, di sisi sebelahnya tanahnya justru bertambah maju. Itu biasanya terjadi ditikungan sungai," ujar Camat.
Menanggapi itu, Kadus 1 ( Bayan-Red) Desa Pojok, Slamet Sri Widodo mengatakan, erosi sungai membuat tanah warganya berkurang.
"Diantaranya tanah milik Pak Ponadi yang semula luasnya 1000 meter persegi, sekarang tinggal menyisahkan sekira 60 meter persegi. Kemudian tanah milik Pak Warno seluas 750 meter persegi, sudah hilang semua terbawa erosi," ungkapnya.
Tak hanya itu, sebuah bangunan rumah diesel yang didirikan oleh Pemerintah Desa untuk menyedot air Bengawan Solo ke saluran irigasi sawah juga sudah ambrol ke sungai.
"Ada jalan desa yang mengarah ke lapangan juga sudah terputus. Padahal dulu, tanah dan bangunan milik warga itu berjarak sekira 50 meter dari bibir sungai," sebutnya.
Editor : Joko Piroso