BANGKOK, iNewsSragen.id - Pemukiman Jawa di Kota Jakarta atau kota-kota lain di Indonesia mungkin sudah menjadi hal biasa. Namun, bagaimana dengan kampung Jawa yang ada di Bangkok, Thailand?
Di tengah-tengah pemukiman penduduk Thailand yang mayoritas beragama Buddha, ada Kampung Koh Panyee di salah satu distrik di Bangkok, tepatnya di Jalan Soi Charoen Rat 1 Yaek 9, Sathorn, Thailand.
Di Koh Panyee ini terdapat sebuah masjid dengan arsitektur khas Jawa yang dibangun oleh H. Muhammad Saleh 112 tahun yang lalu.
Ya, bangunan masjid ini merupakan tanda bahwa di sini terdapat kampung Jawa yang dihuni oleh para imigran dari Jawa sejak 112 tahun silam.
Apakah Anda penasaran tentang seperti apa kampung Jawa yang ada di Bangkok ini? Berikut adalah ulasan selengkapnya.
Sejarah Kampung Jawa di Bangkok
Menurut catatan dari National Archives of Thailand, pada abad ke-19, Raja Thailand pernah membawa pekerja dari Jawa Tengah, terutama dari Kendal dan Demak. Para pekerja ini diberikan tanah dan diizinkan membangun rumah di tanah yang diberikan oleh Raja.
Para pekerja tersebut diminta untuk membangun sebuah masjid yang mirip dengan yang ada di Indonesia. Setelah pembangunan masjid selesai, banyak dari para pekerja ini memilih untuk tinggal dan membesarkan keluarga di kawasan tersebut.
Meskipun sekarang tidak banyak orang di Kampung Jawa yang masih bisa berbahasa Jawa, Anda masih dapat menemukan banyak jajanan atau makanan khas Indonesia terutama makanan khas Jawa.
Makanan ini banyak disajikan oleh masyarakat, terutama saat perayaan Islam.
Tidak hanya dari makanannya, tetapi istilah-istilah seperti wong mantu, wong mati, dan kenduri juga masih digunakan, yang mengingatkan pada kampung halaman di Pulau Jawa.
Di halaman masjid, terdapat sebuah rumah panggung yang digunakan sebagai kantor pengurus masjid. Selain itu, juga dibangun madrasah untuk ratusan anak jamaah masjid Jawa.
Masjid Jawa memiliki arsitektur yang kental dengan budaya Jawa, dengan bangunan berwarna hijau muda dan atap limas berundak tiga. Bangunan masjid ini memiliki ukuran 12x12 meter persegi, didukung oleh empat pilar, serta dua jam tua dan mimbar.
Jika Anda sedang mengunjungi kawasan Sathorn di Thailand, Anda tidak boleh melewatkan destinasi wisata yang satu ini. Untuk mencapai masjid Jawa, Anda dapat menggunakan transportasi umum seperti MRT menuju stasiun Surasak, kemudian melanjutkan dengan ojek seharga sekitar Rp8.000 menuju masjid Jawa. Anda akan melewati gang-gang kecil yang tidak jauh berbeda dengan Jakarta. Masjid Jawa yang berwarna hijau dengan atap khasnya cukup mudah ditemukan.
Editor : Hikmatul Uyun