SUKOHARJO,iNewsSragen.id - Ribuan umat Islam mengikuti sholat Idul Adha 144 H yang diselenggarakan Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) di kawasan Gedung Edutorium KH. Ahmad Dahlan UMS, Rabu (28/6/2023) pagi.
Panitia pelaksana kegiatan, Hartono, menyampaikan sholat Idul Adha yang dilaksanakan ini sudah direncanakan dari awal, dan menjadi bagian dari rangkaian sholat Idul Fitri yang dilaksanakan di tempat sama.
"Jadi tim dan panitia sudah disiapkan dari kemarin, bantuan dari relawan dan pejuang masjid UMS. Alhamdulillah berjalan dengan baik, jamaah sangat antusias datang dari berbagai penjuru serta sekitar kampus," kata Hartono yang merupakan anggota LPPIK UMS itu.
Ia mengungkapkan, antusiasme masyarakat untuk mengikuti sholat Idul Adha di halaman Edutorium KH Ahmad Dahlan rupanya cukup besar. Hal itu terlihat dari membludaknya jamaah hingga di Jalan Adi Sucipto.
"Banyak diantara jamaah sholat menempati lorong, hingga lobby gedung," papar Hartono.
Disisi lain, ia berharap, dengan dilaksanakan sholat Idul Adha di Edutorium sekaligus bisa menjadi sarana sosialisasi keberadaan gedung megah itu yang dapat digunakan untuk kegiatan masyarakat umum, baik kegiatan ibadah maupun kegiatan lainnya.
Wakil Ketua IV Majelis Tabligh Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Syamsul Hidayat, dalam khutbahnya mengajak jamaah untuk meneladani kisah Nabi Ibrahim AS yang diuji kecintaan kepada Allah dan kecintaannya pada keluarganya.
"Dari Nabi Ibrahim AS, kita belajar bahwa kecintaan kepada Allah SWT lebih besar, dari apapun. Dengan demikian, terdapat 4 pelajaran untuk mengembangkan kepemimpinan dalam berbangsa dan bernegara," terang Dekan FAI itu.
Pelajaran pertama, yaitu dengan berhusnudzon kepada Allah. Banyak manusia yang sengsara bukan karena sedikitnya nikmat, tetapi karena sedikitnya husnudzon dengan Allah. Dalam hadist dikatakan bahwa Allah itu tergantung prasangka hambanya.
"Kedua, mencari rezeki yang halal. Dari perjuangan Siti Hajar untuk mempertahankan hidup dari bukit Safa ke bukit Marwah, dapat ditarik makna bahwa manusia harus bersungguh-sungguh dan bekerja keras dalam menjemput rezeki yang halal," tambahnya.
Ke tiga, berqurban untuk Allah SWT, bahwa pengobranan Nabi Ibrahim untuk menyembelih Nabi Ismail dalam berlomba-lomba mendapatkan cinta dan kasihnya Allah SWT.
"Terakhir, pelajaran yang dapat kita ambil adalah dalam mendidik keluarga. Nabi Ismail tidak menjadi pribadi yang sabar kalau tidak mendapatkan pengajaran dari Nabi Ibrahim dan Siti Hajar. Seorang anak membutuhkan proses yang panjang, dan melibatkan peran orang tua yang besar," pungkasnya .
Editor : Joko Piroso