Kapolri Tak Izinkan Anaknya Masuk Akabri, Ini Kisahnya!

Dalam pertemuan itu, Adit melihat Hoegeng bukan sebagai seorang ayah yang biasanya ramah dan hangat kepada anak-anaknya. Dia merasa gugup karena melihat dua sisi Hoegeng yang berbeda secara bersamaan.
Adit melihat Hoegeng sebagai ayahnya sendiri, namun di sisi lain, dia berhadapan dengan seorang Kapolri yang memperlakukannya seperti tamu lainnya.
Kapolri yang menjabat dari tahun 1968 hingga 1971 hanya menjawab "nanti saja" ketika Adit menyampaikan niatnya membutuhkan surat izin orang tua. Pembicaraan mereka tidak berlangsung lama, dan setelah itu Hoegeng kembali meneruskan pekerjaannya.
Hoegeng tidak menyapa atau mempersilakan Adit untuk duduk, malah melanjutkan pekerjaannya yang menumpuk di meja kerja. Kecewa dengan sikap ayahnya, Aditya langsung pulang.
Ketika Hoegeng kembali ke rumah, dia berperilaku seperti seorang bapak kepada anak dan suami kepada istri. Hoegeng bahkan tidak membicarakan kejadian di kantor dan hanya menanyakan apakah Adit sudah makan.
Editor : Joko Piroso