Setelah beberapa waktu, Saroh menanyakan apakah Ardian bisa menulis, dan ternyata Ardian bisa. Ia menuliskan namanya, dan dari situlah nama Ardian terungkap. Ardian juga mengungkapkan nama ibunya, Yanti, melalui tulisan.
Ardian biasanya mengamen setiap hari di persimpangan jalan yang memiliki traffic light, dan pada malam hari, ia kembali ke Pasar Mahbang untuk tidur.
Awalnya, Ardian tidur di emperan orang, tetapi kemudian ia pindah tidur di dalam pasar karena ada lincak yang lebih nyaman. Ketika mandi, Ardian menggunakan toilet pasar.
Saroh mencoba menanyakan tentang orang tua Ardian, tetapi jawaban Ardian tidak begitu jelas. Ardian juga menolak untuk dijemput oleh panti asuhan.
Ardian sering menghitung uang receh hasil mengamen di pasar, dan penghasilannya cukup lumayan, bisa mencapai Rp100.000 hingga Rp500.000 sehari. Dia bercerita bahwa uangnya sering diminta oleh seseorang yang memakai anting dan bertato di tangan.
Editor : Joko Piroso