Sukarno dan keponakannya hanya bisa bertahan dengan bantuan belas kasihan orang lain. Beberapa warga sekitar mengirimkan makanan melalui jendela kecil, dan Sunardi sering meminta makanan dari tetangga, kemudian membawanya pulang untuk dimakan bersama pamannya. Setelah menyelesaikan urusan dengan pamannya, Sunardi biasanya tidur di gubuk kecil yang berada di depan rumah pamannya.
Sukarno, yang sekarang hanya bisa terbaring dan menikmati televisi, dahulu mengisi hari-harinya dengan mengaji dan mengajar anak-anak desa belajar mengaji di rumahnya secara gratis. Namun, dengan semakin banyak tempat lain untuk belajar mengaji, rumahnya menjadi sepi, dan anak-anak memilih untuk belajar di tempat lain.
Kisah ini menggambarkan bagaimana kepedulian dan belas kasihan masyarakat sekitar dapat membantu mereka yang kurang beruntung dan memerlukan perhatian ekstra. Meskipun Sunardi dan Sukarno menghadapi banyak kesulitan, mereka tetap bersama dan menjalani hidup dengan semangat yang luar biasa.
Editor : Joko Piroso